KTT OKI Diakhiri Dengan Deklarasi Palestina
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada Jumat menyuarakan Deklarasi Palestina di hari terakhir pertemuan puncak yang dipimpin oleh tuan rumah Turki di Istanbul.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan -yang memimpin sesi akhir KTT sekali lagi menyatakan Deklarasi Palestina untuk membuktikan dukungan kepada Palestina oleh negara-negara Muslim.
“Deklarasi Palestina menyatakan bahwa kita telah menerima sekali lagi tingkat tertinggi ekspresi bukti dan dukungan yang diberikan oleh dunia Islam untuk saudara-saudara Palestina kita dalam perlawanan terhormat mereka,” kata Erdogan, setelah pemungutan suara.
“Kami tidak pernah meninggalkan sendirian saudara Palestina kami sampai sejauh ini,” katanya.
“Insya Allah kita tidak akan pernah meninggalkan mereka sendiri.”
Akar dari konflik Israel-Palestina kembali ke tahun 1917, ketika pemerintah Inggris, di saat-“Deklarasi Balfour,” menyerukan pembentukan rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di tanah Palestina.
Israel menduduki Yerusalem Timur dan Tepi Barat selama Perang Timur Tengah 1967. Dan kemudian menganeksasi kota suci Yerusalem pada tahun 1980, mengklaim secara sepihak dengan memproklamirkan Yerusalem sebagai ibukota negara Yahudi – sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Palestina, terus menuntut pembentukan sebuah negara merdeka di Jalur Gaza dan Tepi Barat, dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.
‘Keputusan dalam KTT OKI memberikan harapan miliaran orang’
KTT OKI ke-13, dimana posisi pemimpin diambil alih oleh Turki dari Mesir selama dua tahun ke depan, berharap mampu meningkatkan persatuan dan solidaritas antara negara-negara Muslim melawan terorisme.
Erdogan juga mengkritik sikap Barat terhadap organisasi teroris.
“Sekali lagi saya menyerukan masyarakat internasional untuk merevisi sikap mereka pada organisasi teroris,” kata Erdogan.
“Kita perlu memerangi terorisme dengan memblokir dukungan keuangan dan menghentikan lebih banyak orang bergabung dengan organisasi teroris dengan melakukan operasi di lapangan terhadap mereka.”
Pada sesi penutupan KTT, Presiden Turki Erdogan mengatakan keputusan yang diambil dalam KTT memberi harapan untuk miliaran orang di seluruh dunia.
“Kita tidak boleh lupa bahwa bahkan jika ada satu orang mendapat perlakuan tidak adil, menderita dan dianiaya, angka ini sudah terlalu tinggi.”
Selama pertemuan tingkat tinggi, para pemimpin Muslim juga membahas situasi di Suriah, Yaman, Palestina, Irak, dan Azerbaijan.
Didirikan pada tahun 1969, Organisasi Kerjasama Islam terdiri dari 57 negara anggota dan mewakili suara kolektif dunia Islam.
TRT World
0 komentar:
Post a Comment