Amerika Serikat Nyatakan Pemilu Suriah tidak kredibel dan tidak adil
Departemen Luar Negeri AS mempertanyakan keabsahan pemilu sementara Assad masih berkuasa.
Pemilihan parlemen Suriah “tidak kredibel dan tidak adil” sementara Bashar Assad masih berkuasa, juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada hari Kamis.
Berbicara dalam konferensi pers, John Kirby mengatakan satu alasan sehingga tidak bisa menyebut pemilu di Suriah adalah pemilu yang bebas, karena warga berada di bawah serangan yang terus berlangsung dilakukan oleh pemerintah mereka sendiri.
“Dan terus terang, begitu banyak jutaan warga Suriah [yang] bahkan sudah tidak ada,” katanya.
“Jutaan warga tidak bisa berpartisipasi dalam pemilihan ini karena mereka harus meninggalkan negara mereka, meninggalkan rumah mereka, melarikan diri dari komunitas mereka.”
Kirby menyarankan untuk bergerak maju dalam perundingan damai Jenewa dan berusaha untuk menemukan solusi politik bagi negara yang sudah hancur karena perang.
“Kami ingin melihat rezim dan oposisi terus melakukan dialog tentang proses transisi yang tepat karena kami bekerja untuk mendapatkan sebuah konstitusi baru,” katanya.
Hanya setelah pembicaraan Jenewa di bawah naungan PBB tercapai, pemilihan umum yang adil dan bebas dapat diselenggarakan di Suriah, yang akan mencakup semua komunitas Suriah sebagai pemilih, menurut Kirby.
Pembicaraan Jenewa berusaha untuk membawa rezim Suriah dan oposisi menemukan peta jalan untuk transisi politik Suriah. Pernyataan Kirby datang satu hari setelah pemilihan parlemen diadakan di daerah yang hanya dikuasai oleh rezim Suriah.
Ini adalah pemilu yang kedua sejak perang saudara pada tahun 2011. Ditanya tentang serangan udara yang dilakukan di dalam dan sekitar Aleppo oleh rezim-Assad yang didukung Rusia, Kirby mengatakan mereka merupakan pelanggar perjanjian penghentian permusuhan yang ditandatangani pada bulan Februari antara AS dan Rusia , co-chair dari Kelompok Dukungan Internasional Suriah (ISSG), yang bekerja untuk sebuah gencatan senjata di Suriah.
Namun, pasukan Assad telah melakukan banyak pelanggaran sejak kesepakatan ditandatangani. Kirby mengatakan rezim Suriah, di samping melanggar gencatan senjata, juga terus membunuh pejunag kelompok oposisi dan warga sipil.
“Untuk tingkatan dimana oposisi atau warga sipil yang menjadi sasaran, kita akan memantau itu, kita akan melacak itu, dan kita akan mengangkat kasus itu,” tambahnya.
Namun, dia tidak memberikan informasi, jika ada, konsekuensi bagi Assad yang telah melanggar kesepakatan.
Anadolu Agency
0 komentar:
Post a Comment