Cara Menghentikan Relawan PKS
Saat Anda membaca ini, ratusan relawan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sedang bercengkrama dengan warga korban banjir Jakarta. Mereka sedang menampakkan keakraban yang tiada batas. Ini bisa berbahaya jika Anda lawan Politik PKS.
Terserahlah, silahkan Anda mebully tulisan ini atau menghujat PKS dengan kata-kata mainstream seperti “Riya”, “Cari Muka”, “Pencitraan” dan lain-lain karena suara-suara Anda seperti itu tidak lagi didengar warga korban banjir.
Warga korban banjir sudah muak dengan tuduhan-tuduhan seperti itu ke PKS karena kenyataannya PKS lebih dekat dengan mereka. (saya tidak tau apa ada partai lain yang membantu, jika Ada, bagus! Alhamdulillah).
Kedekatan Kader PKS dengan korban banjir ini bisa jadi boomerang bagi lawan politik PKS yang hanya bisa nyinyir mengatakan hal-hal negatif ke PKS seperti tuduhan “riya” dan sebagainya. Warga korban banjir akan terbuka hatinya kepada PKS. Warga korban banjir hanya merasakan kasih sayang orang-orang yang dekat dengan mereka. Warga korban banjir akan lebih benci kepada orang-orang yang nyinyir kepada PKS (Partai yang membantu mereka).
Untuk itu, segala bentuk Cinta, Kerja, dan Harmoni antara PKS dan Warga Korban Banjir harus segera dihentikan, bukan dengan cara nyinyir. Itu tidak membantu. Berikut Tiga cara menghentikan Relawan PKS:
1. Segera selesaikan masalah banjir Jakarta dan Tempat Lain. Tidak ada banjir, tidak ada relawan PKS. Semua orang juga akan lebih tenang tanpa banjir.
2. Berhenti nyinyir dan segera bantu korban banjir. Jadi masyarakat akan melihat bukan PKS saja yang membantu mereka. Rakyat juga akan lebih senang jika banyak Parpol yang bantu, selama ini kebaikan Parpol sepertinya hanya melekat ke PKS. Hampir semua hal-hal baik datangnya dari PKS. *Kecuali Kasus LHI, saya tulis ini untuk meminimalisir bully :p
Membantu korban banjir, menolak kenaikan harga BBM, Menolak kenaikan harga LPG. SEMUA PKS! Ayo dong Partai lain, move on!
3. Diam saja, karena diam merupakan selemah-lemahnya iman. Jika tidak mau membantu, jangan nyinyir!
Safrianto, Pengamat PKS.
0 komentar:
Post a Comment