Emirat Terjerat Kasus, Akankah Junta Kudeta di Mesir Sekarat?
BY: Nandang Burhanudin
*****
Di saat operasi intelejen menohok pendukung Mursi, dengan isu-isu kematian panglima kudeta, Jenderal As-Sisi. Semua kelabakan. Diam. Tentunya putus harapan. As-Sisi di hari perayaan Maulid Nabi, hadir dengan gagah perkasa. Bocoran intelejen ke situs-situs proMursi benar adanya, namun isinya adalah kebohongan.
Dalam kondisi demikian, Allah berkehendak lain. Melalui Turki yang nampak akan digoyang isu skandal korupsi pengurus AKP, partai berkuasa. Erdogan berang. Ia pun lantas meminta laporan intelejen. Hasilanya? Sangat luar biasa. Terbukti secara terang-terangan, Emirat berada di balik kisruh politik Turki yang hampir saja menggungcang dunia.
Setelah beberapa pekan media ribut membicarakan isu korup yg mulai diangkat pada tgl 17 Desember Yg Lalu terhadap kroni Erdogan, kini Erdogan Membongkar Kebobrokan Jaksa Penuntut Yg Menuduh Pemerintahan Erdogan Korup. Erdogan menggelar jumpa press.
Wartawan dan Jurnalis Senior Turki Fadime özcan di Channel 24, menyatakan bahwa Zakaria Oz Si Jaksa--Yang membuka kasus korupsi relasi Erdogan--sudah bolak-balik keluar negeri sampai 22 kali dan negara yg jadi tujuannnya adalah Emirates, tepatnya Dubai Metropolitan. Kemarin pagi, harian Takvim Turki mengungkap dokumen yang baru-baru ini ditemukan bahwa kuitansi perjalanan Zakaria Oz bersama 10 orang keluarganya plus biaya menginap di hotel mewah selama 6 hari adalah sebesar 70 ribu US dollar. Padahal gaji bulanan si Jaksa lebih kurang dari 2500 dolar/5000 Lira Turki. Sontak saja, hal ini mengundang kecurigaan besar? Untuk keperluan apa sang jaksa bolak-balik Dubai hingga 22 kali?
Intelejen Turki bergerak cepat. Ditemukan data-data menarik, bahwa pejabat-pejabat tinggi Dubai (Emirat) memiliki kepentingan untuk menggoyang pemerintahan Erdogan, seperti yang dilakkan Emirat terhadap Mursi. Erdogan geram. Ia pun tegas bersikap, "Kami akan beri pelajaran siapapun yang turut campur dalam urusan dalam negeri Turki, dengan pelajaran yang pas dan membuat jera."
Ketegasan Erdogan ditindaklanjuti dengan konferensi Pers Kemenlu Turki, yang salah satu pointnya adalah; akan membuka file-file kebejatan moral pejabat Emirat. Hal yang membuat pemimpin Emirat gemetar. Dubes Emirat di Turki langsung mengiba kepada Menlu Turki. Sedikit merajuk dan memuji-muji Turki, harapannya, agar Turki sudi membuka pintu maaf. Emirat siap membayar ganti rugi berapapun jumlahnya. Bujukan sang dubes malah membuat Turki semakin percaya diri. TUrki bukan Mesir yang bisa disogok 16 Milyar Dollar dan baju-baju bekas. Turki negara kaya. Esok harinya, foto-foto pejabat tinggi Emirat itu pun dipublish. Salah satu fotonya -yang akan dipublish bertahap- adalah foto tiga pejabat senior dan kepala kepolisian Dubai Dhahi Khalfan. Media Turki memuat foto-foto, bagaimana kedua pejabat ini tiba di Bandara Istambul. Bertemu dengan pengusaha TUrki asli Iran Rida Dhorob yang ditemani 2 orang perempuan PSK. Tarif 1 PSK adalah 2000 US dollar.
Militer Turki pun berang. Dalam rapat darurat gabungan dengan PM, salah seorang Jenderal Militer mengusulkan untuk meledakkan Emirat. Karena Turki bukan Mesir atau negara lemah lainnya. Selain itu, perilaku Emirat sudah termasuk makar mengganggu ketenteraman ekonomi dan keamanan Turki. Namun Erdogan menapikan dulu opsi militer.
Atas dasar peristiwa inilah, mengapa Dhahi Khalfan dipecat dari jabatannya sebagai Kepala Kepolisian Dubai. Khalfan ditenggarai terkena penyakit AIDS. Ia adalah salah seorang yang anti-Ikhwanul Muslimin dan Presiden Mursi. Saat Mursi berkuasa, ia telah memprediksi Mursi akan bertahan 6 bulan hingga 1 tahun saja. Prediksi dia tepat. Karena dialah yang menjadi tuan rumah dalam setiap pertemuan tim operasi kudeta Mesir. Juga di era Khalfan ini pula, belasan anggota HAMAS yang diundang dalam acara resmi di DUbai, dibunuh oleh agen-agen Mossad. Pembunuhan yang kemudian terhapus oleh isu-isu global yang memang dibuat Yahudi.
Bagi para pejuang prokonstitusional dan proMursi, terjeratnya Emirat membwa berkah tersendiri. Negara-negara Teluk pun nampak sudah mulai berubah. Saudi yang juga menjadi promotor kudeta, melalui 36 organisasi Salafy mempersalahkan Hizbun Nur (Hizbu Zur) yang mendukung kudeta hingga tetes darah penghabisan. Bahkan Kuwait sejak lama, menarik diri dan tidak memenuhi komitmen menjadi donatur kudeta. Perubahan sikap ini bisa jadi, ada keterkaitan operasi intelejen Saudi-Emirat-Mossad-CIA untuk menghancurkan Turki. Di saat aliran dana berhenti, dipastikan junta kudeta akan merangkak dan bersujud. Semoga saja Turki menjadikan Emirat, awal langkah menyelematkan Mesir. Aaamiin.
0 komentar:
Post a Comment