Jokowi Mau Bangun Nilai Pancasila : Siapa yang Meruntuhkannya?


Oleh Asyari Usman (Mantan Wartawan BBC)

Bolehlah diapresiasi keinginan Bapak Presiden Joko Widodo untuk memantapkan ideologi Pancasila di dalam setiap invidu orang Indonesia. Kita bantu dan kita doakan semoga berjalan lancar dan berhasil. Mari kita dukung karena kebijakan ini, kalau berjalan sesuai konsep, akan mampu membuat Indonesia menjadi negara yang lebih baik dari situasi yang ada hari ini.

Untuk itu, Presiden menyetujui pembetukan Unit Kerja Preside Pembinaan Ideologi Pancasila, UKP-PIP. Sudah dibuatkan peraturan presidennya dan sudah disiapkan juga orang-orang hebat yang akan mengimplementasikan tugas-tugas pembinaan yang diemban oleh unit kerja ini.

Kata Presiden, lembaga ini akan bertugas untuk memperkuat pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, yang terintegrasi dengan program pembangunan.

Nah, ini dia. Rupa-rupanya, selama hari ini program pembangunan dilaksanakan tanpa pengamalan Pancasila. Tidak terintegrasi dengan Pancasila. Ini kata Presiden, bukan kata orang lain.

Alhamdilillah, ada pengakuan yang jujur dari Pak Presiden. Pantas saja para pejabat yang melaksanakan program pembangunan, malah melakukan “program peruntuhan”. Mereka diangkat untuk membangun, tetapi dalam kenyataannya mereka meruntuhkan Indonesia.

Ditugaskan untuk membangun keadilan, para pejabat itu malah meruntuhkannya bersama orang-orang yang serakah. Di suruh membangun kehidupan nelayan yang sepanjang hidupnya susah, para pejabat itu malah membuat nelayan tradisional semakin susah. Diperintahkan untuk membangun kebersamaan, para pejabat malah membangun kesendirian. Di suruh menghapuskan korupsi, para pejabat malahan menilap dana e-KTP dan hampir semua dana pembangunan fisik lainnya.

Diamanatkan untuk membangun sarana transportasi yang bagus untuk Jakarta, para pejabat malah mengambil keuntungan pribadi dari proyek TransJakarta.

Diamanatkan untuk membasmi narkoba supaya bisa dibangun generari penerus yang kuat dan berbudi pekerti, malahan banyak oknum polisi dan oknum jaksa, baik yang berpangkat tinggi maupun rendah, yang menghancurkan generasi bangsa dengan “membantu” pengedaran narkoba. Di seluruh Indonesia.

Diwajibkan oleh agamanya untuk melaksanakan ibadah sholat, puasa, zakat, dan haji sebagai basis untuk berpancasila, ternyata banyak yang tidak mengerti bagaimana cara beragama. Disuruh menutup tempat-tempat maksiat yang membuat orang semakin jauh dari Pancasila, malah menerima sogok dari para pemiliknya.

Disuruh ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, para pejabat malahan berpaling ke dukun dan paranormal; meminta pertolongan dari selain Yang Maha Esa itu.

Kasihan Pak Jokowi. Berat sekali tugas beliau untuk memantapkan pengamalan Pancasila di jajarannya sendiri.

Syukurnya, Pak Jokowi tidak perlu pusing memikirkan umat beragama yang berkumpul di masjid dan yang belajar di pesantren, karena mereka berusaha untuk mengimplementasikan Ketuhanan Yang Maha Esa –sila yang paling penting di dalam Pancasila. Mereka tidak sepantasnya dimusuhi, sebagaimana yang sedang ditunjukkan oleh orang-orang penting di kepolisian.

Alhamdulillah juga, kaum muslimin (kecuali mereka yang tak tahu halal-haram) tidak menjadi bagian dari barisan yang meruntuhkan nilai-nilai Pancasila.

Dengan begitu, kita menyarankan kepada Pak Jokowi untuk fokus membangun nilai-nilai Pancasila di lingkungan pemerintahan lebih dulu. Bagus juga Bapak mulai dengan melihat-lihat mereka yang ada di lingkungan Istana. Kalau semuanya sudah pancasilais, alhamdulillah.

Terus, di jajaran pemerintahan lainnya. Itu pun tidak semua. Hanya sebagian saja. Misalnya, di kepolisian itu ada beberapa ptinggi yang perlu diajak berpancasila. Supaya mereka berhenti mengkriminalisasikan para ulama.

Kemudian, Pak Jokowi bagus juga menyadarkan para perampok yang berkedok pelaku bisnis. Tidak banyak juga jumlahnya. Paling-paling 9 atau 10 orang. Siapa tahu, mereka itu tertarik untuk berbisnis dengan panduan Pancasila. Kalau mereka bisa dan mau disadarkan, bukankah status mereka sebagai konglomerat tidak akan dipanggil lagi dengan sebutan binatang buas?

Semoga Pak Jokowi sukses. Yang penting, Bapak sudah tahu sekarang siapa yang meruntuhkan nilai-nilai Pancasila kita.(*)

(Artikel ini merupakan opini pribadi panulis, tidak ada kaitannya dengan BBC). DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment