Oleh Tengku Zulkifli Usman*
Ada yang menuduh Qatar bekerjasama dengan Iran, jujur saya gerah dengan fitnah ini, maka saya menulis lagi tema ini. Saya harus luruskan pemahaman muslim yang super keliru ini. Pemahaman berbahaya jika kebenaran dan keadilan dicampur aduk bahkan mereka menuduh Qatar membantu Iran dalam arti membantu dan mendukung ideologi syiah.
Ini adalah kesalahan besar, Qatar bekerjasama dengan Iran tidak lebih dari sekedar hubungan biasa antar negara, normal tidak berlebihan. Itu lebih karena fakta di lapangan, suka gak suka, Iran adalah kekuatan besar di Timur Tengah, Iran negara besar militer ke 3 setelah Mesir dan Turki di kawasan
Qatar tak bisa mengenyampingkan fakta itu, karena memang secara riil Iran punya kekuatan hebat di sana, bahkan Arab Saudi pun mengakuinya. Iran, suka gak suka, adalah negara yang punya pengaruh besar di kawasan, yang punya aliansi sekutu yang cukup kuat di sana yaitu Iran-Irak-Suriah-Lebanon.
Atas fakta itu, gak ada kekuatan di kawasan yang tidak memperhitungkan Iran, termasuk Arab Saudi, Turki bahkan Mesir. Kerjasama Qatar dengan Iran hanya sebatas itu, gak lebih, bukan kerjasama ideologi dan strategis apalagi mengikat. Tapi lebih kepada kerja sama yang sifatnya simbiosis mutualisme untuk keseimbangan kawasan.
Di kawasan itu, suara Iran didengar dan diperhitungkan, seperti kawasan mendengar dan memperhitungkan suara Arab Saudi, Turki, Mesir, dan Pakistan. Jadi, menuduh Qatar kerjasama dengan Iran secara serampangan, adalah kekeliruan sejarah dan menyimpang dari fakta yang benar.
Qatar adalah negara muslim modern berpaham moderat yang shalih, yang gak primitif dan sebusuk praktek pemerintahan Emirat dan Mesir. Qatar negara yang demokratis dan sejahtera, meskipun bentuk negara mereka adalah emir kerajaan, tidak diktator. Mereka tidak otoriter dan moderat dengan Yahudi, gak membebek total seperti Emirat dan Mesir yang sah jadi budak 100 persen.
Qatar adalah negara muslim yang taat sama ulama, dan mencintai ulama, hormat sama ulama Islam semua. Bahkan ketua majelis ulama dunia Syeikh Dr Yusuf Al Qardhawi, mereka jadikan acuan dan rujukan utama fatwa negara yang sah, padahal Al Qardhawi adalah teroris versi Mesir dan Dubai. Sampai Syeikh Al Qardhawi diizinkan oleh pemerintah Qatar untuk mendirikan Universitas Qatar dan menjadi pendiri dan pemimpinnya di awal awal. Bahkan rumah Syeikh Al Qardhawi ditawarkan dibuat di kawasan perumahan elit menteri negara Qatar yang terhormat, kawasan super elit. Begitu Qatar menghormati ulama dan mendukung misi dakwahnya, sampai banyak program Islam yang diisi live di Al Jazeera narasumbernya Syeikh Al Qardhawi.
Suatu keadaan langka di kawasan yang mayoritas anti ulama dan banyak membunuh dan memenjarakan aktivis, tapi tidak bagi Qatar. Lalu, bagaimana Ulama yang lurus sekelas Yusuf Al Qardhawi yang menetap di Qatar dan fatwanya didengar oleh negara bisa begitu saja membiarkan Qatar kerjasama dengan syiah kelewat batas dan gak menegurnya, jadi tuduhan itu berlebihan dan mengada ada.
Kalau Saudi menuduh Qatar mendukung Syiah Haothi di Yaman, itu lebih kepada mencari alasan akibat kebijakan raja lama Saudi Abdullah. Itu hanya basa basi dan settingan barat yang menekan Arab Saudi agar mengangkat isu terorrisme sebagai alasan yang legal, agar aliansi kawasan bisa punya alibi untuk mengisolasi Qatar.
Agar umat Islam jangan terkecoh dan mau dibodohi oleh Barat dan Yahudi yang menjadi otak utama aksi isolasi Qatar di kawasan ini, umat harus jeli melihat mana yang benar harus diluruskan, dan yang salah harus disalahkan. Agar umat paham mana kambing mana srigala, mana ular dan mana belut, paham mana pahlawan dan mana pengkhianat.
Wallahu alam
*Analis Politik Dunia Islam dan Internasional
Ngelmu.id –
0 komentar:
Post a Comment