SUNGGUH MENGHERANKAN, BEGINILAH PERLAKUAN PARA LELAKI ARAB SAUDI TERHADAP WANITA


TEPAT hari Ahad 11 Oktober 2015, sekitar jam 9 malam waktu Saudi,  selepas dari Kantor Rabithah di Riyad mobil kami dicegat polisi.

Hasan, sang driver segera menyodorkan iqomah (sejenis KTP sementara) dan SIM nya. Alhamdulillah, akhirnya rombongan kami dipersilakan jalan kembali.

Sepanjang perjalanan Hasan  bercerita tentang pengalamannya menjadi sopir tujuh tahun di Arab Saudi.

Ada yang menarik dari semua ceritanya. Yaitu bagaimana polisi Arab Saudi memuliakan wanita.  Menurut Hasan, jika ada wanita di dalam mobil, meski sedang ada operasi besar-besaran, maka mobil itu akan dipersilakan jalan. Alias tidak diperiksa. Bahkan imbuhnya, meskipun mobil itu bodong atau tidak ada surat-suratnya, ia tidak akan diperiksa jika di dalamnya ada wanita. Subhanallah.

Setelah saya renungkan, dalam banyak perjalanan saya ke Saudi ternyata saya sering menyaksikan tradisi masyarakat Saudi yang sangat memuliakan wanita.

Tidak Mengantri


Suatu ketika, saya ingin menikmati perjalanan antar provinsi Jeddah – Qasim menggunakan bis umum. Ketika antri membeli karcis, tiba-tiba beberapa perempuan nyelonong masuk antrian depan. Sang petugas langsung melayaninya dan yang telah lama antri tidak ada satupun yang protes. Saya hanya bengong seperti tidak percaya menyaksikan kejadian tersebut. Sungguh wanita sangat dimuliakan di Saudi Arabia.

Ya, di Saudi wanita punya keistimewaan. Dalam pelayanan publik mereka selalu harus didahulukan. Tidak ada hukum tertulis, tetapi sudah menjadi tradisi seperti itu turun-temurun.

Menyebrang Jalan

Jika Anda menyeberang jalan di jalan-jalan raya Saudi, Anda wajib berhati-hati karena kecepatan mobil yang diperkenankan di sana rata-rata 120 km/jam. Jika tidak, siap-siap saja Anda ditandu ke rumah sakit.

Tapi tidak demikian bagi wanita. Secepat apapun mobil melaju di jalan raya, jika ada wanita menyeberang, meski terkesan sembarangan, semua mobil akan serta merta memelankan jalannya, dan wanita itu ditunggu menyeberang meski dengan jalan pelan-pelan. Tidak ada yang mengumpat atau marah-marah, sebab begitulah tradisi mereka menghormati wanita.

Tempat Duduk Wanita

Jika tempat duduk di tempat-tempat umum seperti di halte, stasiun, bis, kereta dan lain-lain yang berlaku di negeri kita adalah siapa yang duluan dia yang berhak menempati tempat duduk, maka lain halnya di Saudi Arabia. Selama di situ ada perempuan –apalagi yang sudah tua– maka tidak ada laki-laki yang berani duduk di tempat duduk umum tersebut.

Mereka akan mempersilakan para wanita duduk terlebih dahulu. Jika masih tersisa pun, mereka tidak berani duduk di sampingnya karena bukan mahram.

Tak Boleh Bekerja

Di Saudi Arabia, wanita laksana permaisuri raja. Mayoritas suami tidak memperkenankan istrinya bekerja di luar rumah. Mereka lebih suka menjadikan istri-istri mereka tinggal di rumah mengasuh dan mendidik anak-anaknya.

Semua yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga pun para pembantu yang rata-rata dari Indonesia. Tugas wanita yang di antaranya seperti melahirkan –rata-rata anak mereka banyak–, mengasuh, dan mendidik sangat dihormati para suami. Bahkan rata-rata yang belanja kebutuhan dapur seperti daging, sayur, buah dan sebagainya, sebagaimana yang sering penulis saksikan di mall-mall Saudi adalah para suami. Kalau ada istri yang bekerja, biasanya di sekolah atau perguruan tinggi khusus perempuan. Dan gajinya pun bukan untuk kebutuhan rumah tangga, tapi buat dirinya sendiri. Karena kewajiban nafkah menjadi tanggung jawab suami. Wanita Saudi benar benar seperti permaisuri.

Tidak Terkekang

Banyak orang mengira dengan pakaian hitam-hitam dan bercadar, wanita Saudi adalah kaum tertindas dan terkekang. Ini ternyata berbeda dengan yang dirasakan mayoritas perempuan-perempuan Saudi. Bagi mereka, pakaian tersebut justru identitas keislaman, kemuliaan dan kehormatan.

Bahkan wanita-wanita non Muslim di Saudi juga diwajibkan mengenakan pakaian hitam-hitam yang menutupi seluruh badan. Yang membedakan, mereka tidak memakai cadar. Apapun, wanita di dalam Islam -sebagaimana di Saudi Arabia-  sangat menikmati tradisi Islam yang memuliakan wanita.*[diceritakan Ainul Haris/Majalah Masajid] DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment