Kisah Pilu Dua Bocah Suriah Berpelukan Tangisi Kematian Saudaranya


Kisah memilukan dari krisis Suriah masih menyoroti anak-anak sebagai korban perang yang telah memasuki tahun keenam itu. Kali ini, seperti dilansir Daily Mail, Jumat (26/8) atau Sabtu (27/8) WIB, tragedi Suriah kembali memperlihatkan dua anak laki-laki dengan cuplikan yang begitu mengharubiru.

Dua bocah lelaki tertutup debu itu berpelukan dengan isak tangis memilukan setelah mengetahui saudara mereka meregang nyawa akibat serangan udara yang dilancarkan oleh rezim Basyar Asad dukungan Rusia dan Iran.

Salah satu korban serangan bom pada Rabu lalu itu adalah seorang bocah lelaki. Kematiannya ditangisi dengan amat memilukan oleh dua saudara kandungnya itu. Dalam rekaman video tampak keduanya mengucurkan air mata. Begitu mengharukan.

Tak hanya beredar dalam video, foto keduanya yang tersebar di dunia maya juga menunjukkan kesedihan yang teramat mendalam seperti terekam dalam link di bawah ini:

http://www.dailymail.co.uk/news/article-3759585/Heartbreaking-footage-shows-dust-covered-Syrian-boys-crying-clinging-brother-killed-airstrike.html#v-8928072326514195770

Seorang dokter mengungkapkan kesaksiannya saat bom dijatuhkan dari sebuah helikopter oleh militer rezim di daerah itu. Bom itu menghancurkan sejumlah bangunan dan rumah-rumah warga sipil.

Kelompok pejuang Suriah maupun ISIS diketahui tak memiliki jenis bom itu. Selama ini, memang, rezim Suriahlah yang menggunakan bom barel di daerah-daerah yang dikendalikan oleh kelompok pejuang oposisi.

Kisah kematian yang ditangisi dua bocah ini muncul setelah sepekan lalu dunia dihebohkan oleh foto seorang anak bernama Omran Daqneesh, 5 tahun, yang ditolong dari reruntuhan.

Daqneesh yang berlumuran debu dengan luka-luka di sekujur tubuh saat itu, diselamatkan dari reruntuhan. Namun Ali, abangnya yang berusia 10 tahun, meninggal dalam serangan bom tersebut.

Observatorium Suriah yang berbasis di Inggris dalam laporannya menyebut 4 wanita juga meninggal dalam serangan bom pada Rabu lalu di Bab al-Nayrab itu.

Sebuah laporan menyebutkan rezim Basyar Asad adalah pihak yang berada di balik pengeboman itu.

Sabtu (27/8) kemarin dilaporkan bahwa Rusia menyetujui rencana gencatan senjata selama 48 jam di kawasan Aleppo. Gencatan senjata ini diperlukan untuk memberi jalan bagi bantuan kemanusiaan.

Lebih dari 400.000 jiwa meninggal dalam konflik yang berlangsung sejak Maret 2011 lalu itu. (s)

Sumber: Daily Mail DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment