Sekarat, Rejim Al Sisi Disuntik Dana 1 Milyar Dollar oleh Uni Emirat Arab


Uni Emirat Arab (UEA) setuju memberikan  deposit 1 milyar dollar bagi Bank Sentral Mesir selama waktu 6 tahun sebagai bentuk dukungan atas pemerintahan junta militer Abdel Fattah al Sisi.

Pengumuman tersebut disampaikan setelah Mesir mengalami kekurangan dollar dan cadangan mata uang asing. Sebelumnya, Al Sisi menjanjikan reformasi ekonomi kepada IMF, termasuk pemotongan subsidi.

Dalam pernyataannya, media pemerintah menyatakan bahwa alokasi dana 1 milyar dollar merupakan bentuk dukungan tidak tergoyahkan UEA kepada Mesir dan rakyatnya serta pengakuan peran penting Mesir di kawasan.

Sebelumnya di April, UEA menjanjikan alokasi dana 4 milyar dollar untuk membantu rejim militer al Sisi -2 milyar dalam bentuk investasi dan 2 milyar lainnya sebagai deposit di bank sental, namun janji tersebut belum diwujudkan, ungkap Reuters.

Rejim al Sisi sendiri telah menerima bantuan lebih dari 20 milyar dollar dari negara-negara Teluk sebagai bentuk dukungan atas digulingkannya pemerintah Presiden Muhammad Mursi yang dipilih secara demokratis. Pasca kudeta, ekonomi Mesir mengalami kemunduran drastis. Cadangan mata uang asing Mesir di Bank Sentral anjlok hingga 15,536 milyar dollar pada akhir Juli lalu, turun dari  sekitar 36 juta milyar dollar sebelum  revolusi 2011 yang menggulingkan diktator Husni Mubarak.  Pada Maret, Bank Sentral Mesir terpaksa mendevaluasi mata uang Poundnya  14,3 persen sehingga menjadi 8,95 per dollar beberapa bulan lalu, sementara pasar gelap justru menawarkan nilai tukar dollar yang lebih tinggi.

Pinjaman IMF dan Perjanjian Listrik dengan Saudi

Mesir bulan ini menandatangani perjanjian hutang dengan IMF senilai 12 milyar dollar. Dalam tahun pertama, IMF akan mencairkan dana 5-6 milyar dollar kepada Mesir dan sebagai gantinya rejim al Sisi melaksanakan serangkaian program reformasi keuangan untuk menutupi ketimpangan anggaran dan menyeimbangkan pasar valuta.

Sementara negara-negara Teluk menjanjikan dukungan non tunai dalam bentuk bantuan pembangunan infrastruktur Mesir.

Senin lalu, parlemen Mesir menyetujui perjanjian dengan Arab Saudi untuk menghubungan dua pembangkit listrik mereka.

Perjanjian itu sendiri ditandatangani di Kairo pada 22 November tahun lalu, yang rencananya akan dibiayai dengan pinjaman dari Kuwait.

“Kuwait akan menyediakan 30 juta dollar dinar Kuwait (senilai 100 juta dollar) sebagai pinjaman untuk pengerjaan proyek yang akan menjadi penghubung kunci dalam pembakit listrik Arab,” menurut laporan parlemen seperti dikutip Al Ahram.

Dua pembangkit listrik di Mesir dan Saudi akan terhubung di stasiun pembangkit Kota Badr dan dua stasiun lainnya di Medinah dan Tabuk.

“Tiga stasiun ini akan terhubung via kabel darat dan bawah laut di Teluk Aqaba, yang akan  menghubungkan dua pembangkit listrik dua negara sehingga mendorong kapasitas produksi lebih dari 90 ribu megawatt, “ ungkap laporan tersebut, “Dan akan menjadi dua pembangkit listrik terbesar di dunia Arab.”

Riyadh dan UEA telah menjadi pendukung utama politik dan keuangan rejim militer Abdel Fattah al Sisi sejak 2013, ketika Al Sisi, yang pada waktu itu menjabat Menhan, mengkudeta Mursi, presiden Mesir yang dipilih secara demokratis. Ribuan orang tewas dan puluhan ribu lainnya mendekam dalam penjara karena aksi kudeta tersebut, termasuk Mursi sendiri.

Namun hubungan kedua negara itu dengan Mesir juga tidak berjalan mulus ketika beredar rekaman yang mengungkapkan kritik dan hinaan Al Sisi kepada almarhum Raja Abdullah.(permatafm) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment