Ulama Ini Berpenghasilan Satu milyar lebih Namun Tidak Berzakat


Berpenghasilan besar, belum tentu mendapat kewajiban zakat. Karena zakat hanya dibebankan untuk orang yang memiliki harta mengendap satu nishab selama setahun. Meskipun seseorang memiliki harta di atas satu nishab, namun habis sebelum satu tahun, dia tidak wajib zakat.
Kita akan simak, biografi salah satu ulama besar di masa silam, yang Allah berikan kekayaan melimpah, namun beliau tidak pernah berzakat.
Karena hartanya habis sebelum genap setahun.
Beliau adalah al-Laits bin Sa’d rahimahullah.
Siapa al-Laits bin Sa’d
al-Laits bin Sa’d bin Abdurrahman. Kunyahnya Abul Harits. Seorang ulama besar di Mesir yang ahli di bidang fiqh dan hadis. Lahir tahun 94 Hijriyah. Beliau ulama tsiqqah (terpercaya) yang terkenal sangat dermawan.
Penghasilan al-Laits
---
As-Shafadi menceritakan,
وكان - أي الليث - من الكرماء الأجواد. ويقال: إن دخله كان كل سنة خمسة آلاف دينار، وكان يفرقها في الصلات وغيرها
Al-Laits termasuk ulama yang sangat dermawan. Diceritakan bahwa penghasilan al-Laits setiap tahun mencapai 5000 dinar. Dan beliau suka membagi-bagikannya ketika shalat dan kegiatan lainnya.
Kita bisa hitung, 5000 dinar itu berapa rupiah?
5000 x 4,25 gr emas, ketemu 21.250 gr emas. 21, 25 kg emas. Subhanallah…
Sekarang berapa kalo dirupiahkan.
Anggap 1 gr Rp 500.000, berarti 21.250 x 500.000, ketemunya 10.625.000.000… 10 M + 625 juta.
Itu kalo dirata-rata sebulannya berapa?
Kita bagi 12, ketemu 885.416.666,67
Subhanallah… penghasilan beliau hampir 1 M sebulan.
Dalam riwayat lain, penghasilan al-Laits terkadang mencapai 12.000 dinar setahun.
Qutaibah menceritakan,
كان الليث يستغل عشرين ألف دينار في كل سنة وقال ما وجبت علي زكاة قط
Penghasilan Al-Laits mencapai 12.000 dinar dalam setahun. Dan beliau mengatakan, “Aku tidak pernah mendapat kewajiban zakat.”
12.000 dinar, kalau dihitung sambel merem gak bisa. 12.000 dinar itu = 25.500.000.000;
Subhanallah… 25 M setahun. Berarti sebulannya bisa lebih dari 1 M.
Tapi… al-Laits tidak pernah zakat.
Kok bisa?
Belum setahun, uang itu sudah habis. Kemana habisnya?
Beliau bagi-bagikan. Beliau berikan kepada orang yang membutuhkan. Coba kita tengok sedekahnya al-Laits.
Sedekahnnya al-Laits
----
Manshur bin Ammar berceritakan,
أتيت الليث فأعطاني ألف دينار، وقال: صن بهذه الحكمة التي آتاك الله تعالى
Aku pernah datang ke tempat al-Laits, lalu beliau memberiku 1000 dinar. Beliau berpesan, “Jaga ilmu agama yang Allah berikan kepadamu dengan uang ini.”
Subhanallah, sedekah 1000 dinar. Sama dengan 4,25 Kg emas. Belum ada tandingannya di zaman sekarang.
Dikisahkan, ada seorang wanita yang datang ke al-Laits,
Wahai Abul Harits, anak saya sakit, dan dia ingin madu.
Lalu al-Laits memanggil pembantunya,
يا غلام، أعطها مِرْطًا من عسل
“Wahai pembantuku, berikan untuknya madu satu drum.”
Imam al-Laits dikenal suka memberikan hartanya kepada para ulama.
Harmalah menceritakan,
كان الليث بن سعد يصل مالكا بمائة دينار في السنة فكتب مالك إليه علي دين فبعث إليه بخمس مائة دينار
Bahwa al-Laits pernah menyampaikan kepada Imam Malik 100 dinar dalam setahun.
Kemudian Imam Malik mengirim surat ke beliau, “Saya punya utang.” Kemudian al-Laits mengirimkan kepada beliau 500 dinar.
Beliau juga pernah memberikan 1000 dinar kepada Ibnu Lahai’ah (seorang ulama hadis), beliau juga memberikan uang 1000 dinar kepada Manshur bin Ammar (ulama ahli nasehat).
Keilmuan Imam al-Laits
----
Beliau sezaman dengan Imam Malik, gurunya Imam as-Syafii. Termasuk generasi tabi’ tabi’in. Beliau pernah menjadi murid beberapa tokoh Tabi’in, seperti Atha’ bin Abi Rabah, Nafi’, Abuz Zubair, Ibnu Syihab az-Zuhri dan beberapa ulama tabi’in lainnya.
Sementara murid beliau para ulama besar, diantaranya, Ibnu Ajlan, Ibnu Lahai’ah, Ibnu Wahb, Ibnul Mubarok, Yahya bin Bukair, al-Qa’nabi, dan yang lainnya. Mereka deretan ulama besar di zamannya.
Kiat simak pujian ulama untuk Imam al-Laits,
Al-Alla’ bin Katsir mengatakan,
الليث بن سعد سيدنا وإمامنا وعالمنا
Al-Laits bin Sa’d pemimpin kami, imam kami, ulama kami.
Imam Syafi’i pernah memuji beliau,
الليث بن سعد أفقه من مالك، إلا أن أصحابه لم يقوموا به
Al-Laits bin Sa’d lebih faqih dari pada Malik, hanya saja, murid-muridnya tidak mengangkat madzhab beliau.
Imam Ahmad juga memberikan pujian untuk beliau,
ليث كثير العلم، صحيح الحديث
Laits, Ilmunya banyak, hadisnya shahih.
Allah berikan kelebihan imam al-Laits, kaya ilmu kaya dunia. Dan dunia di tangannya hanya digunakan untuk ketaatan kepada Allah. semoga Allah merahmati beliau…
Allahu a’lam.
Ditulis oleh ustadz Ammi Nur Baits DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment