Skenario “Penghancuran” Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Oleh Ahok


Tokoh Tim Pembela Muslim (TPM), Mahendradatta membeberkan skenario “penghancuran” Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI terkait kasus korupsi pengadaan lahan RS Sumber Waras.

Mahendradatta mengutip skenario “blaming game” yang dijalankan pendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Menurut Mahendradatta, yang menjadi target awal blaming game kubu Ahok adalah Eddy Mulyadi Soepardi, anggota BPK periode 2014-2019, dan Ketua BPK Harry Azhar Azis.

“Blaming Game ke @bpkri mulai jalan, semula Prof Edi (pj audit investigasi) krn akademisi lurus, cari-cari nemu Harry Azhar yang tidak ikut-ikut RSSW,” beber Mahendradatta melalui akun Twitter ‏@mahendradatta.

Selanjutnya, jika blaming game berjalan, kata Mahendradatta kubu Ahok berharap BPK RI hancur. “Terus kalau @bpkri hancur (padahal gak mungkin) LHP tentang Kerugian Negara RSSW diubah gitu? Mimpi !!,” tegas ‏@mahendradatta.

Sebelumnya, desakan pendukung Ahok untuk mencopot Harry Azhar Azis dari kursi Ketua BPK menguat setelah dikait-kaitkan dengan dokumen Panama Papers, di mana nama Harry tercantum.

Namun demikian, hari ini (15/04), Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Ken Dwijugiasteadi menegaskan bahwa soal Panama Papers, Harry Azhar Azis bersih. Hal itu disampaikan Ken setelah Harry melakukan klarifikasi pajak di kantor Direktorat Jenderal Pajak di jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (15/04).

Dalam kesempatan itu, Dwi meminta publik untuk tidak terprovokasi pemberitaan mengenai penyebutan nama Harry dalam dokumen ‘Panama Papers’. “Nggak ada masalah. Hanya itu tugas Dirjen Pajak mengklarifikasi. Apakah di SPT (Surat Pajak Tahunan) beliau bayar pajak apa nggak. Kalau kurang ya dibayar, kalau lebih tak kembalikan,” ujar Dwi seperti dikutip teropongsenayan (15/04). DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment