Pembangunan patung Dewa Keadilan Kwan Sing Tee Koen setinggi 30,4 meter yang berada di Kelenteng Kwan Sing Bio, Tuban, Jawa Timur, menjadi polemik di tengah masyarakat.
Patung yang baru saja dinobatkan MURI sebagai patung tertinggi di Asia Tenggara itu dinilai tidak tepat dibangun di Indonesia. Hal ini dikatakan Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Ustadz Tengku Zulkarnain.
Melalui cuitannya di Twitter, ulama asal Aceh ini mencoba mengilustrasikan jika patung salah seorang panglima perang Indonesia didirikan di China.
“Coba kita usulkan membuat patung Pangeran Diponegoro setinggi 30 meter naik kuda di Beijing, dekat foto Mao Tse Tung. Boleh Nggak ya? Usul,” ujar Ustadz Tengku di akun Twitter @ustadtengkuzul, Selasa (1/8).
Ustadz Tengku melanjutkan, “Yang berperang melawan penjajah adalah rakyat pribumi. Bertumpah darah, gadaikan nyawa. Kenapa yang berbeda patung pahlawan perang negeri Cina?”
Ustadz Tengku meminta agar patung tersebut dirubuhkan pemda setempat, apalagi diketahui pembangunannya tidak mengantongi izin. “Apa bupati dan wakil bupati Tuban takut jadi tersangka jika membongkar patung Dewa Kwankong yang berdiri tanpa izin Itu? Seperti Bupati di Sulut?” ujar Ustadz Tengku.
Ustadz Tengku juga menyesalkan peresmian patung tersebut dilakukan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan. “Sebagai Ketua MPR RI mestinya beliau jeli jangan kecolongan meresmikan patung kontroversi yang tidak berizin dan didirikan yayasan “liar” tidak berizin,” kata ulama yang identik dengan bersurban dan bergamis putih-putih ini.
“Panitia pembuat patung Kwankong sangat berbahaya, karena meminta Ketua MPR RI meresmikan tanpa memberitahu bahwa patung berdiri tanpa izin,” sambung Ustadz Tengku.
Reklamasi belum berizin tapi sudah di bangun, trus Meikarta juga belum berizin juga demikian, ehh ini patung nyasar juga. Ini Indonesia apa Cina Sie? Main bangun tanpa izin. (VOA-I/Ram)
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment