Tepuk “Islam Yes, Kafir No” Dituding Intoleran, Pemikir Islam: Akibat Propaganda Rezim Penguasa!
Kesimpulan Ketua Himpunan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) Banyumas yang menuding “Tepuk Tangan Anak Sholeh” mengajarkan sikap intoleran, akibat dari ketidakpahaman yang bersangkutan terhadap Islam.
Penilaian itu disampakan pemikir Islam Muhammad Ibnu Masduki kepada intelijen (01/08). Ibnu Masduki menegaskan bahwa tudingan negatif pada Tepuk Anak Sholeh merupakan akibat dari propaganda penguasa soal Pancasila yang sampai tingkat masyarakat paling bawah.
"Selama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkuasa, tidak ada masalah. Sekarang ini orang latah nyebut pihak lain ‘intoleran’, mengaku paling Pancasilais. Ini akibat propaganda dari penguasa sampai tingkat bawah," beber Ibnu Masduki.
Seharusnya, kata Ibnu Masduki, tepuk tangan anak sholeh bisa dipandang sebagai pelajaran untuk menguatkan aqidah Islam. "Pendidikan aqidah di usia dini sangat bagus, dan sangat toleran," tegas Ibnu Masduki.
Tak hanya itu, kata Ibnu Masduki, penyebutan kafir terhadap non Muslim bukan berarti intoleran dan anti-Pancasila. "Kristen menyebut non Kristen termasuk gembala yang tersesat, tetapi umat Islam diam saja. Yang penting saling menghormati," papar Ibnu Masduki.
Menurut Ibnu Masduki, saat ini banyak pihak yang terlalu latah menganggap paling toleran dan pendukung Pancasila. "Justru umat Islam sebagai pendukung Pancasila dan toleran di Indonesia," pungkas Ibnu Masduki.
Tudingan "Tepuk Anak Sholeh" sebagai ajaran sikap intoleran mengemuka dalam rapat koordina Pokja Program Pendidikan Keluarga (Dikkel) di Gedung Ki Hajar Dewantara, Jum’at (28/7/2017). Ketua Himpunan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) Banyumas Khasanatul Mufidah meminta agar kegiatan menyanyikan lagu tersebut dihentikan, atau syairnya diubah.
Mufidah menilai, Tepuk Anak Sholeh yang diakhiri ‘Islam Yes, Kafir No’, akan mendidik anak-anak menjadi bersikap tidak toleran.
Pernyataan Ketua Muslimat NU PAC Sokaraja itu mengundang reaksi. Ketua Pengurus Daerah Aisyiyah Banyumas Zakiyah mempertanyakan alasan Tepuk Anak Sholeh dipersoalkan. Bahkan, ada tuntutan agar kegiatan menyanyikan lagu ‘Anak Sholeh’ sembari bertepuk tangan itu harus dihentikan, kecuali syairnya diubah.
Zakiyah mengatakan lagu tersebut sudah sangat lama ada dan kerap dinyanyikan anak-anak PAUD dan TK di lingkungan Aisyiyah. Selama itu pula, tidak persoalan dengan pertumbuhan akidah anak-anak.
Tak hanya itu, Zakiyah justru khawatir saat ini sedang berlangsung upaya-upaya untuk membenturkan sesama umat Islam. [ito]
0 komentar:
Post a Comment