Kisah Seorang Lelaki Yang Menyaksikan Pernah Melihat Dinding Penghalang Ya'juz dan Ma'Juz
ANDA tentu mengenal Dzul Qarnain bukan? Ya, dia merupakan seorang pemimpin yang adil dan bijaksana. Dikisahkan bahwa dia telah membangun tembok besi yang tinggi untuk melindungi kaum lemah dari serangan Ya’juz dan Ma’juz yang ditemuinya dalam perjalanannya menuju timur.
Dzul Qarnain begitu menyayangi rakyatnya, hingga ia buat dinding penghalang yang dibangun untuk Ya’juz dan Ma’juz. Lalu, apakah ada manusia yang pernah melihat dinding tersebut?
Dinding yang dibangun Dzul Qarnain pernah dilihat oleh seorang sahabat Nabi ﷺ. Hal ini disebutkan dalam sebuah riwayat yang disebutkan oleh Bukhari, bahwa seseorang pernah berkata kepada Nabi ﷺ, “Aku pernah melihat dinding itu menyerupai selendang lurik.” Nabi ﷺ pun menjawab untuk membenarkan ciri-ciri dinding yang dilihat pria itu, “Engkau benar sudah melihatnya.”
Ibnu Hajar menuturkan, hadis ini disampaikan oleh Ibnu Abi Umar melalui jalur riwayat Sa’id ibn Abi Arubah, dari Qatadah, dari seorang penduduk Madinah yang pernah berkata kepada Nabi ﷺ, “Wahai Rasulullah, aku pernah melihat dinding penghalang Ya’juz dan Ma’juz.” Nabi ﷺ lalu balik bertanya, “Bagaimana engkau melihatnya?”
Pria itu menjawab, “Seperti selendang lurik yang bergaris-garis merah dan hitam.”
Nabi ﷺ pun bersabda membenarkan pernyataan pria itu, “Engkau benar sudah melihatnya,” (HR. Ibnu Hajar).
Al-Hafidz Ibnu Katsir menyebutkan kisah tentang upaya sejumlah penguasa untuk menemukan dinding penghalang Ya’juz dan Ma’juz, dengan menuturkan, bahwa Khalifah al-Watsiq mengutus salah seorang panglima perangnya bersama satu ekspedisi ini untuk melukiskan kepadanya mengenai ciri-ciri dinding penghalang tersebut.
Ekspedisi ini pun menempuh perjalanan dari satu negeri ke negeri lain, dari satu kerajaan ke kerajaan lain. Hingga akhirnya, sampailah mereka di satu tempat. Di sana, mereka melihat bangunan dinding penghalang yang terbuat dari besi dan timah. Menurut mereka, bahwa mereka melihat sebuah pintu sangat besar dengan banyak gembok yang besar pula. Mereka juga melihat sisa-sisa batu dan bekas-bekas pembangunan di sebuah menara sana. Dinding itu dijaga oleh beberapa orang raja di wilayah sekitarnya. Dinding tersebut sangat besar, tinggi dan kokoh, tak dapat ditembus dan dipanjat. Begitu pula pegunungan yang mengelilinginya. Setelah itu, mereka kembali ke negeri mereka. Ekspedisi ini mereka jalani selama lebih dari dua tahun. Selama itu pula, mereka menyaksikan banyak hal yang menakjubkan.
Ibnu Katsir tidak menyebutkan mata rantai periwayatan kisah ini. Ia sedikit pun tidak pernah menyinggungnya. Wallahu ‘alam.
0 komentar:
Post a Comment