Ahok di Usir, Yusril Disambut
Ramai diberitakan Ahok berkali-kali ditolak oleh warga DKI, khususnya warga Jakarta Utara yang sudah muak pada tingkah Ahok. Saking kesalnya, warga melempari mobil Ahok dengan batu dan menghadang Ahok sampai-sampai Ahok perlu kabur menghindar. Tak hanya itu, warga belakang Pasar Ikan, konon sudah membuatkan "kuburan" untuk Ahok.
Amarah rakyat yang terkesan meledak ini, diyakini banyak pihak sebagai akumulasi kekecewaan dan amarah warga pada sikap Ahok yang kasar dan tak memihak warga. Beberapa bentrok saat peggusuran menjadi salah satu indikator renggangnya hubungan Ahok dan warga DKI. Pembangunan rusun belum sempurna, tetapi warga sudah digusur, menjadi sebuah lapisan baru kemarahan warga DKI. Belum lagi ucapan dan tingkah kasar Ahok lain yang bisa disimak melalui media televisi dan media cetak. Singkatnya, Ahok menjadi musuh bersama warga.
Berbanding terbalik dengan Ahok, yang disambut dengan kemarahan warga, kehadiran Yusril Ihza Mahendra ke daerah Tambora Jumat 24 Juni 2016 disambut suka cita oleh warga. Mereka sangat antusias menyalami Yusril dan memenuhi mushalla Hidayatul Falikhin untuk berdialog bersama Yusril. Dengan antusias, Yusril mendengarkan keluhan warga kampung Tambora.
Tak hanya berdialog, Yusril pun menyempatkan diri berbuka bersama warga dan menyalami warga Tionghoa asal Singkawang yang tinggal di Kampung Tambora.
Sehari sebelumnya, Kami 23 Juni 2016, Yusril mengunjungi warga Pademangan Timur. Dengan menaiki motor, Yusril menembus gang kecil dan sempit di Pademangan untuk berdialog dan berbuka puasa bersama di masjid Jami; Sabilillah.
Yusril yang sederhana dan kerap muncul membela warga yang tergusur semakin membuat warga bersimpati padanya. Meskipun pernah menjadi pejabat negara setingkat menteri pada beberapa periode, hal itu tidak membuat Yusril besar kepala. Ia tetap rendah hati dan menjaga kedekatannya dengan warga DKI.
Boni, seorang warga keturunan Tionghoa yang tinggal di Pademangan Timur mengatakan, meskipun ia keturunan Tionghoa dan beragama nasrani, ia tak bersimpati pada Ahok.
"Saya Katolik dan Cina. Tapi gak simpati lihat kelakuan Ahok. Muak. Kelakuan Ahok memalukan. Saya justru gak nyanyka Pak Yusril rendah hati banget. Naik motor sambil dadah-dahah," ujar Boni sembari melambai-lambaikan tangan menirukan Yusril.
Senada dengan Boni, Candy warga Tionghoa yang tinggal di Tambora juga mengatakan terkesan dengan Yusril.
"Pak Yusril sopan.. Beda dengan Pak Ahok," ujar Candy ketika ditemui Kamis malam, 23 Juni 2016.
Baik Boni maupun Candy berharap Yusril mampu bertarung dan mengalahkan Ahok di PilGub 2017 mendatang.
"Semoga Pak Yusril jadi Gubernur gantiin Gubernur warisan." harap Boni. [beritaislam24h.com / ppc]
0 komentar:
Post a Comment