BBC Sebut Muhammadiyah, NU, dan PGI Kaum Radikal Karena Hadiri Simposium Anti-PKI, Mengapa ??
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Front Pembela Islam (FPI) mendesak BBC Indonesia mengklarifikasi tulisan bertajuk “Simposium ‘Anti-PKI’: Pensiunan Jenderal, Kaum Radikal dan Haji Lulung”.
“Media Asing @BBCIndonesia sebut peserta simposium ‘Kaum Radikal’ Padahal ada NU, Muhammadiyah dan 49 ormas lainnya. Peserta Simposium di Balai Kartini tadi diikuti 49 Ormas, termasuk NU, Muhammadiyah, PGI. Apa mereka Kaum Radikal semua?” demikian pernyataan resmi DPP FPI di akun Twitter @DPP_FPI.
@DPP_FPI menulis: “Kami minta penjelasan dari Media Asing @BBCIndonesia sebut peserta Simposium sbg ‘Kaum Radikal’ ? Apa Tujuannya?
Diberitakan sebelumnya, acara Simposium Nasional “Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan PKI dan Ideologi Lain” diikuti setidaknya 49 ormas (01/06). Tampak hadir para pensiunan jenderal, salah satunya Mayjend TNI (Purn) Kivlan Zen.
Dalam kesempatan itu, Kivlan Zen mengungkapkan keberadaan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia yang sudah bersiap melakukan gerakan makar.
“Saat ini, mereka sudah ancang-ancang. Saya dapat informasi dari orang PDIP dan pendukungnya mendapat Rp 15 juta,” terang Kivlan.
Selain masyarakat pada umumnya, PKI juga menyasar berbagai elemen bangsa lainnya untuk menjadi anggotanya. Bahkan, mereka sampai masuk ke parlemen dan partai-partai politik di Indonesia.
“Pemerintah harus sediakan anggaran untuk perang. Mereka sudah ancang-ancang. Kita jangan sampai lengah,” jelas Kivlan.
0 komentar:
Post a Comment