Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan hari Jumat bahwa ia siap mempertimbangkan untuk memulihkan hubungan dengan Ankara, tapi hal itu akan memerlukan langkah pertama dari Turki.
“Rusia juga ingin mengembalikan hubungan dengan Turki, kami masih tidak mengerti mengapa pesawat kami ditembak jatuh,” kata Putin dalam konferensi pers bersama di Athena dengan Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras.
Hubungan antara kedua negara mencapai titik terendah pada November 2015, ketika jet Turki menembak jatuh peswat pembom Sukhoi-24M di perbatasan Suriah karena melanggar wilayah udaranya. Turki memberikan data radar dari pesawat sebagai bukti intrusi Rusia ke wilayahnya, Moskow membantah bahwa SU-24 tidak melanggar perbatasan.
Ankara telah melakukan beberapa upaya untuk menyelesaikan krisis dengan Rusia, namun tidak menerima respon yang cukup dari Kremlin. Pada bulan April, mantan Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu menawarkan pertemuan tatap muka dengan para pemimpin Rusia untuk menyelesaikan pertikaian diplomatik sementara Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengatakan Ankara mengharapkan “recovery” dalam ketegangan hubungan dengan Rusia tetapi memperingatkan bahwa proses ini akan membutuhkan kesabaran karena Turki ingin mengakhiri “tuduhan tidak berdasar”.
Menyusul insiden itu, Moskow mengumumkan sanksi luas terhadap Turki, termasuk mengakhiri perjalanan bebas visa dan larangan impor produk makanan Turki. Rusia juga menyerukan warga negaranya untuk memboikot Turki sebagai tujuan wisata.
Turki dan Rusia selama bertahun-tahun telah memiliki kebijakan yang berbeda pada isu Suriah dan Ukraina. Turki tidak mengakui aneksasi Rusia atas republik otonom Ukraina Krimea pada tahun 2014 dan telah berulang kali mengecam Moskow yang mendukung rezim Bashar al-Assad di Suriah.
Daily Sabah
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment