Risma: Cukup Scan Sidik Jari, Tak Butuh Kartu-kartu
Walikota Surabaya Tri Rismaharini berbagi soal bagaimana Pemkot Surabaya menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dalam e-governance di Kota Pahlawan itu, dalam Raker Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) SKK Migas-KKKS, Denpasar, Jumat (14/11/2014) seperti diberitakan Kompas.
Salah satunya untuk fasilitas kesehatan, warga Surabaya sudah bisa mendapatkan pelayanan langsung ke poliklinik tanpa harus menunggu dengan nomor antrian di lobi depan Rumah Sakit. Semua data dan riwayat kesehatan sudah tercatat dalam program e-health, yang bisa diketahui dari scan sidik jari.
“Tidak pakai kartu-kartu. Saya enggak punya uang. Kalau pakai kartu saya harus mencetak berapa juta?,” kata Risma disambut tawa peserta Raker.
Dia menjelaskan, data diri warga pengguna layanan kesehatan sudah ada di sidik jari masing-masing. “Jadi kalau ada pasien datang ke poliklinik dan pingsan, tidak perlu bingung petugas medisnya mencari siapa ini namanya, punya alergi apa, punya kencing manis tidak, langsung saja di scan itu jarinya,” lanjut dia lagi.
Selain e-health, Pemkot Surabaya juga mempunyai program berbasis IT lainnya. Risma memiliki pengalaman lucu yang membuatnya membangun program lain, yakni e-lampid (lahir, mati, pindah data).
“Dulu orang membuat e-KTP itu ngantrinya sampai jam 2 pagi. Lucunya karena orangnya pergi, yang ngantri itu helm-nya. Atas pengalaman seperti itu, kami buat namanya e-lampid,” terang Risma.
Selain pelayanan kesehatan dan kependudukan, Pemkot Surabaya juga memiliki program e-education. Beberapa di antaranya yakni penerimaan murid baru secara online, dan tahun ini sudah memasuki tahun keempat.(fimadani)
0 komentar:
Post a Comment