Jokowi Keluar Negeri Buat “Masalah”, Eh..Pulang Mau Bikin “Masalah” Juga, Rakyat Pun Tambah Sengsara
Diluar negeri, Jokowi dengan bangga presentasi untuk menarik investor asing ke Indonesia. Memang tidak ada yang salah dengan investasi asing, tapi jika yang di umbar adalah ‘upah buruh murah’ apakah ini bukan melecehkan namanya.
Lain lagi dengan Jokowi menggelar ‘karpet merah’ untuk investor asing masuk ke Indonesia. Padahal sewaktu debat Capres Jokowi (kampanye lalu) sempat berkata akan mempersulit investor asing masuk ke Indonesia. Nyatanya.
Dan kini Jusuf Kalla dengan penuh percaya diri menyatakan Jokowi pulang ke tanah air, maka BBM langsung dinaikkan.
Maka dapat diambil kesimpulan, bahwa Jokowi pergi keluar negeri buat masalah dan pulang malah nambah masalah. Yang sengsara siapa? Tetap rakyat jelata.
Adapun pernyataan Jusuf Kalla seperti dilansir laman Kompas, Jum’at (14/11/2014) dengan judul: “Jusuf Kalla: Begitu Jokowi Pulang, Kenaikan Harga BBM Segera Diumumkan”. Berikut beritanya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah akan segera mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali ke Tanah Air. Saat ini, Jokowi tengah menghadiri ASEAN Summit di Myanmar. Selanjutnya, Jokowi dijadwalkan mengikuti acara G-20 Leaders Summit di Brisbane, Australia, pada 15-16 November 2014.
“Memang perlu kita lebih cepat dan insya Allah begitu Pak Jokowi tiba, itu segera akan diumumkan supaya menghilangkan keragu-raguan,” kata JK, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (14/11/2014).
Menurut JK, pemerintah harus menghitung ulang nilai kenaikan harga BBM menyusul harga minyak dunia yang turun menjadi sekitar 80 dollar AS per barrel. Pada saat yang sama, lanjut JK, rupiah melemah sehingga perhitungan ulang nilai kenaikan harga BBM ini harus memperhatikan kedua faktor tersebut.
“Karena dengan harga minyak 80 dollar AS tentu hitungannya jadi lain lagi, tetapi pada saat yang sama rupiah melemah, jadi yang diimpor itu juga naik harganya akibat rupiah. Jadi, kita hitung kombinasinya, berapa persen naik, berapa persen katakanlah akibat rupiah berapa persen mesti dipertahankan minyak mentah, gitu kan,” paparnya.
JK juga mengakui bahwa wacana kenaikan harga BBM memengaruhi kenaikan harga sejumlah barang atau jasa belakangan ini. Meski demikian, menurut dia, kenaikan harga bahan pokok, seperti cabai dan sayuran, bukan karena wacana kenaikan harga BBM.
Ia mengatakan, kenaikan harga sembako bisa terjadi karena berbagai kondisi, seperti musim kering atau melemahnya nilai tukar rupiah.
“Sembako naik itu bisa berbagai alasan. Pertama, ini musim kering sehingga cabai sayur tak bisa tumbuh, kemudian karena barang impor karena rupiah melemah. Sebagian akibat perkiraan harga BBM naik, tapi itu hanya hal-hal tertentu yang ada hubungan dengan angkutan dan minyak. Kalau katakanlah hal lain itu, seperti cabai itu kelangkaan karena karena musim kering,” katanya.(silontong)
0 komentar:
Post a Comment