Sejak Orang Asing Memimpin Jakarta, Betawi Sudah tak Tentram Jalankan Islam


Dalam perbincangan mengenai isu umat Islam terkini dengan pakar sufisme dan Guru Besar Universitas Paramadina Prof DR Abdul Hadi WM (lengkapnya, Abdul Hadi Wiji Muthari). Bagi yang kenal dekat dengannya, tentu saja terkejut. Jarang sekali penyair yang menjadi penggagas kebangkitan sastra Islami (profetik/sastra sufi) yang ramai dibincangkan pada tahun 1970-an bicara sekeras ini.

Dalam perbincangan kali ini Abdul Hadi melihat betapa suasana negara semakin tampak tertatih-tatih. Abdul Hadi mencontohkan salah satu sosok masyarakat yang paling terkena dampak sikap peyoratif terhadap ajaran Islam. Dalam hal ini dia kemudian menunjuk pada sosok masyarakat dan budaya Betawi yang kini terasing di tanahnya sendiri.

"Mereka dahulu aman, nyaman, dan tenteram menjalankan budaya dan ajaran agamanya, yakni agama Islam. Namun, tiba-tiba karena situasi zaman yang berubah, dia kesulitan menjalankannya karena datang ‘orang lain’ di tanah Betawi. Celakanya, si pendatang itu tak menghormati atau menganggap penting budaya dan kepercayaan yang punya kampung. Karena mereka jumlahnya sangat banyak dan tak ada yang melindungi, maka Betawi pun tersingkir," katanya.

Maka, Jakarta yang sebenarnya kampungnya orang Betawi berubah total. Semakin hari jejak pemiliknya sama sekali tak tampak. Jakarta melupakan asal usulnya.

"Anehnya, ketika kini masih terdengar suara azan atau orang mengaji, maka itu malah akan dilarang. Padahal, dari dulu Jakarta ya seperti itu. Orang asli itulah yang justru harus menyesuaikan ‘seleranya’ oleh kaum pendatang. Ini jelas tidak adil, bukan?" katanya. [ji]

sumber : Republika DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment