Pengakuan Mengejutkan Pendeta Richard tentang Bisnis Gereja


Bagi umat Islam, tumbuh dan maraknya gereja di tengah masyarakat diartikan sebagai sebuah ancaman dan mengusik ketertiban. Apalagi jika gereja tersebut muncul di sebuah daerah yang sebenarnya tidak banyak penganut Kristennya. Umat Islam mengartikan hal itu sebagai upaya pemurtadan.

Bagi gereja sendiri, ternyata munculnya banyaknya gereja juga menjadi persoalan tersendiri. "Gereja pecah-pecah itu bukan menguntungkan saya, itu problem bagi saya," kata mantan Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Richard Daulay, di Kantor Kemenag, Jakarta, Selasa (05/5).

Richard bercerita bila suatu saat dalam sebuah acara di Balitbang Kemenag yang waktu itu dipimpin oleh Atho' Mudzhar, ada seorang Kyai yang protes soal banyaknya gereja baru yang muncul di Batam. Lalu Richard pun mengaku menjawab, terpecah-pecahnya gereja itu menunjukkan kelemahan bukan sebagai kekuatan. Persoalan pecahnya geraja, kata Richard, terus terjadi sampai sekarang.

"Perpecahan itu bukan kekuatan. Cuma egoisme, arogansi, politik bisnis gereja ada di situ. Aslinya gereja itu bersatu, fellowship, tidak ada denominasi," kata Richard yang baru saja meluncurkan buku terbarunya "Agama dan Politik di Indonesia."

Richard menjelaskan, denominasi gereja lahir sesudah reformasi di Eropa yang sebenarnya terkait langsung dengan kesukuan di Eropa. Sehingga memunculkan Kristen Anglikan, Lutheran, Calvinis dan lainnya. "Denominasi lahir di Eropa, dibawa kemana-mana di seluruh dunia," ungkapnya.

Mengenai motif bisnis pendirian gereja baru, Richard yang sebelum menjadi pimpinan PGI adalah pendeta kampung di Sumatera Utara ini, mengakui secara blak-blakan. "Abad 21, gereja sudah shifting (mengalami pergeseran, red), sudah bisnis. Gereja itu bisnis," ungkapnya.

Pria berusia 63 tahun yang baru saja mendapat gelar doktor bidang agama dan lintas budaya dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta ini, menyebutkan beberapa contoh gereja yang juga berbisnis dan menyebabkan pendetanya di penjara akibat kasus korupsi. Di Amerika, Korea Selatan dan Singapura, pendeta di gereja-gereja besar itu ditangkap karena kasus korupsi.

"Ini saya buka juga, sebab ini kegalauan saya. Ini kita buka, karena kita satu keluarga. Islam juga saya buka, tapi nggak semua, takut FPI, ha..ha...ha...." kata Richard.

Menurut Richard, pecahnya gereja di Indonesia sebenarnya bukan merupakan denominasi, tetapi lebih pada gereja suku. "Denominasi itu Lutheranisme, Methodisme. Kalau HKBP bukan denominasi, itu gereja suku. Itu perpecahan gereja bukan karena perpecahan teologi, bukan karena pendapat yang berbeda, tapi karena pendapatan yang berbeda,"pungkasnya.
(si) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar:

  1. ga usah dipercaya, namanya juga anak buah Dajjal

    ReplyDelete