By: Junaedi Putra
Sejak dulu saya memang tertarik untuk meneliti dengan cara apa sebenarnya syabab HTI itu dicuci otaknya sehingga melahirkan manusia-manusia yang begitu keras hatinya sehingga sulit dinasihati, dan begitu mudah berdusta hanya untuk menjatuhkan lawannya, dan mudah sekali menghujat dan menuduh tanpa bukti.
Sampai akhirnya saya menyadari hal ini saat saya mengikuti bedah bukunya hafidz Abdurrahman yang merupakan syarah dari kitab taqiyudin annabhani yang berjudul mafahim hizbut tahrir.
Berikut saya sampaikan kritik saya kepada HTI, buku mafahim HT, Bukum syarah mafahim HT, sekaligus kepada penulisnya dalam beberapa point berikut:
1. JUDUL BUKU.
Buku syarah itu berjudul “Mafahim Islamiyyah, Pokok-pokok pemikiran islam”.
Saya kritik, lebih baik terus terang saja bilang bahwa itu mafahim hizbut tahrir, gak perlu mengatasnamakan islam segala karena HT tidak pernah merepresentasikan islam, dan islam tidak pernah minta diwakili oleh HT.
Penulis berkilah bahwa judul itu dari penerbit bukan dari penulis.
Dan penulispun berkilah bahwa beliau hanya menggunakan kata “islamiyyah” bukan “al islamiyyah” sehingga tidak masalah.
Alasan itu adalah alasan yang sangat mengada-ada.
Pertama, Saya katakan, bukan hanya itu masalahnya. Masalahnya adalah selain alasan diatas, kitab2nya taqiyyuddin annabhani adalah kitab yang majhul dikalangan ulama ahlul ilmi. Pada umumnya kitab ulama di timur tengah pasti akan dibahas dan dikaji oleh harokah manapun jika itu adalah sebuah kebenaran. Adapun kitab taqiyudin adalah kitab yang majhul, jangankan menjadikannya sebagai kitab rujukan, mensyarahinyapun tidak ada seorang ulama non-HT pun melakukannya, jangankan mensyarah, menta’liqnya pun tidak. Jangankan menta’liq, mentakhrij hadits yg ada didalamnyapun tidak. Lalu atas dasar apa, pemikiran HT lantas diklaim sebagai pemikiran islam?
Kedua, dalam judul buku syarah itu dikatakan “pokok-pokok pemikiran islam”. Yang namanya pokok itu artinya ushul, bukan masalah furu’. Dan siapapun yang bertentangan dengan ushul artinya sesat. Sementara yang ada dalam kitab mafahim HT yang disyarahi oleh hafidz Abdurrahman itu bukan bicara masalah ushul ansich, melainkan bicara masalah furu’ bahkan masalah khilafiyah, lebih parah lagi sesuatu yang bertentangan dengan jumhur kaum muslimin, lebih ngawurnya lagi ketika kaidah fiqh yg disepakati oleh jumhur kaum muslimin itu dianggap salah seperti kaidah “adat adalah hukum” atau kaidah “hukum asal dari mu’amalah adalah boleh, kecuali ada dalil yang melarangnya”. Ngawurnya lagi kaidah itu dicampur adukkan dalam membantah argument orang sekuler, jadi diposisikan seolah orang yg berpegang pada kaidah itu sehaluan dengan kaum sekuler. Na’udzubillah. Liciknya lagi, kaidah fiqh itu pun disampaikan oleh HA sepotong hanya “hukum asal dari mu’amalah itu mubah”, padahal ada lanjutannya. Lalu dikesankan seolah jumhur kaum muslimin yg berpegang pada kaidah fiqh itu sama seperti kaum sekuler yg bilang bahwa masalah Negara itu mu’amalah jadi semua mubah.
Ketiga. Pemikiran taqiyuddin annabhani ini bukan hanya majhul dikalangan ahlul ilmi, tapi bahkan dianggap sesat oleh banyak ulama besar seperti m. Natsir, ust. Idrus ramli, dll.
Awalnya saya tidak menuduh bahwa penulis sedang menipu kaum muslimin, namun setelah mendengan jawabannya yang asal – asalan itu saya justru yakin bahwa judul buku itu sengaja dibuat untuk mengelabui orang yg awam agar menganggap bahwa fikroh HT lah yang benar yang islami, selainnya itu sesat, sekuler,dll.
Dan ini adalah cara cuci otak yang pertama sehingga menghasilkan kader yang keras kepala itu. Karena mereka terlanjur didoktrin dengan penyesatan opini dan framing yang buruk terhadap siapapun yg bertentangan dg pemikiran mereka.
Tidak aneh ketika mereka mengatakan bahwa tidak ada partai islam diindonesia, karena seluruhnya adalah partai sekuler.
2. dalam bedah buku itu saya bertanya bahwa dalam kitab mafahim dijelaskan bhw dakwah harus terus terang, kenapa gak datang aja ke mabes TNI lalu bilang bahwa mau ganti dasar Negara?
Namun pertanyaan ini tidak dujawab. Padahal ini sangat penting dijelaskan.
Jika HTI mengatakan hal itu secara terbuka, maka bisa dipastikan pihak militer akan memberangus HTI dari Indonesia dengan tuduhan makar, karena harokah manapun ketika ingin disudutkan selalu dibenturkan antara islam dg ideology Negara.
Namun kemungkinan kedua, jika HTI sampaikan demikian namun tidak juga diberangus, maka ada kemungkinan bahwa HTI adalah boneka intelejen yang sengaja masih dipelihara.
Namun sekali lagi. Sayangnya ustadz itu tidak membahasnya sama sekali.
Dan dalam banyak diskusi saya dg syabab HTI memang mereka sering melakukan hal ini. Jika mereka merasa itu adalah hal yg sensitive, maka arah diskusi akan dibelokkan.
Hal sensitive yg paling mereka hindari adalah “dimanakah atho berada?” “bagaimanakah wujudnya?” “dimanakah ad/art HTI saat mendaftar sebagai ormas?” , dll
3. saya juga bertanya. Dalam kitab mafahim HT dikatakan bahwa fikrul mustanir adalah teliti agar tidak menyimpulkan yang salah. Lalu fitnah di situs resmi HTI itu bagaimana?
Saya katakana bahwa dalam situs resmi HTI ada begitu banyak fitnah, dan saya sudha pernah sampaikan nasihat saya kepada ustadz HTI ustadz SR, dan Prof FA di DPP HTI langsung da nada rekaman videonya. Namun setelah itu muncul lagi fitnah baru di situs remsi HTI dengan mengutip berita dari media kafir untuk menyudutkan sesama muslim. Lucunya lagi artikel fitnah itu dikomentari oleh HA sendiri sebagai pembicara, dan saya buat tulisan berjudul “HTI yang tidak bisa dinasihati” sebagai reaksi atas fitnah itu. Lucunya lagi adalah artikel itu tiba-tiba dihapus.
Apa jawaban HA?
Beliau bilang bahwa beliau membuat banyak tulisan, dan beliau tidak ingat lagi dg komentar itu. Dan beliau berkelit, bahwa jika pun artikel yg dikutip itu salah, namun komentarnya itu kan berkaitan dg banyak hal, dan itu yang katanya tidka dipahami oleh banyak pembaca.
Pertanyaannya sederhana, jika memang anda katakana tidak dipahami, atau anda anggap benar lalu kenapa dihapus dari situs resmi HTI?
Kalaupun dianggap benar, kenapa minta maaf atas kesalahan itu?
Kalaupun minta maaf, kenapa tidak semua artikel fitnah yang dihapus itu ada permintaan maaf?
Yang membuat saya makin kesal adalah beliau malah mengatakan bahwa yang dilakukan HTI hanya menasihati. Lalu dicontohkan ttg hamas yg pernah dinasihati oleh HT. Pas dinasihati malah HTI disebut hasud, tp pas kejadian baru hamas bilang bahwa HT benar.
Lho? Siapa anggota hamas yg bilang HT hasud? Dan siapap pula yg bilang HT benar?
Cara cuci otak macam inilah yg mampu menyihir begitu banyak orang awam untuk sampai pada kesimpulan bahwa HTI itu pasti benar, nasihatnya pasti terjadi, dst. Maka jangan aneh ketika mereka dinasihati begitu sulit menerimanya.
Perlu saya garis bawahi bahwa nasihat dalam islam itu adalah tawashow bil haq, bukan tawashow bisshowwab. Jadi nasihat itu adalah agar orang yang beada dalam kebatilan itu kembali kepada al qur’an dan sunnah. Nah yang dilakukan HTI bukanlah tawashow bil haq, melainkan memaksakan ijtihadnya kepada harokah lain dengan berdalih “nasihat”
Di sisi lain hal ini hanya menambah begitu banyak kontradiksi dalam pemikiran HT.
0 komentar:
Post a Comment