Ketika Dukun Turut Bicara Tentang Jatuhnya Pesawat
Jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 pada Ahad (28/12/2014) membuat banyak orang berkomentar. Bukan hanya pihak berwenang, tetapi dukun pun ikut-ikutan bicara tentang kejadian tersebut.
Para dukun di Belitung sebelumnya menyatakan siap dilibatkan dalam pencarian pesawat AirAsia QZ 8501. Ketua Perdukunan dan Adat Belitung, Mukhti Maarif, mengatakan para dukun menunggu permintaan secara resmi dari lembaga pemerintah. “Sampai saat ini, kami belum dilibatkan. Padahal kami siap membantu,” ujar Mukhti.
Hingga kini tim SAR masih melakukan pencarian pesawat tersebut. Sore tadi beberapa jenazah dan puing pesawat ditemukan oleh tim dari TNI Angkatan Laut.
Kenapa Dukun Ikut Berbicara?
Media-media nasional seolah memanfaatkan momen kejadian tragis tersebut untuk menaikkan rating dan pengunjung. Banyak dari para dukun yang sengaja ditanya-tanya tentang keberadaan pesawat dan nasib para penumpangnya.
Para dukun mulai dari yang tingkat nasional hingga lokal satu persatu ditanya oleh pewarta. Ini termasuk bagian dari pembodohan umat, terutama kaum muslimin.
Pandangan Islam Tentang Dukun
Sejak ribuan tahun silam, Islam telah melarang praktek perdukunan, apapun jenisnya. Banyak hadits-hadits yang menjelaskan ancaman dan bahayanya mendatangi dukun atau hanya sekedar bertanya apalagi membenarkan ucapannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mendatangi peramal lalu menanyakan kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari.”
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa mendatangi dukun lalu mempercayai apa yang diucapkannya, maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR. Abu Daud)
Hadis ini diriwayatkan juga oleh Ahlus Sunan yang empat dan dishahihkan al-hakim dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan redaksi:
“Barangsiapa mendatangi peramal atau dukun lalu mempercayai apa yang dikatakannya, maka ia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad.”
Dari Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukan termasuk golongan kami orang yang mengaitkan kesialannya pada burung (atau benda lainnya), melakukan perdukunan atau meminta didukuni, menyihir atau minta disihirkan untuknya. Dan barangsiapa datang kepada dukun lalu mempercayai apa yang dikatakannya, maka ia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR. al-Bazzar dengan sanad yang baik).
Dalam hadis-hadis tersebut berisi larangan mendatangi para peramal, dukun, penyihir, dan sejenisnya, bertanya dan mempercayai mereka, serta ancaman terhadap hal itu. Kewajiban atas para penguasa, penegak hukum, dan selainnya dari kalangan yang memiliki kemampuan dan kekuasaan, melarang orang-orang mendatangi dukun, peramal dan sejenisnya, melarang menjajakan sesuatu pernik-pernik perdukunan di pasar-pasar/media dan selainnya, melarang mereka dengan tegas, melarang siapa saja yang datang kepada mereka.
(Budi Marta Saudin/gemaislam)
0 komentar:
Post a Comment