Kartika Djoemadi Rekrut 20.000 Anggota Jasmev


Pada masa Pilkada Gubernur Jakarta, sekelompok anak muda yang menamakan diri Jokowi Ahok Social Media Volunteers (Jasmev) giat mengampanyekan pasangan Jokowi-Ahok di jejaring sosial. Jasmev bubar tak lama setelah Jokowi-Ahok memenangi pilgub DKI.

Kini, setelah Jokowi resmi menjadi capres yang diusung PDIP, Jasmev bereinkarnasi menjadi Jokowi Advanced Social Media Volunteers 2014 dan bisa ditemui di akun Twitter @jasmev2014.

Koordinator Jasmev 2014 Kartika Djoemadi mengatakan, pihaknya akan merekrut kurang lebih 20 ribu relawan di berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung,  Surabaya, Semarang, dan Solo. Mereka akan membantu menciptakan citra positif di dunia maya.

Menurut Kartika, pengerahan puluhan ribu relawan itu tak membutuhkan ruangan yang besar. Setiap relawan bisa berpartisipasi tanpa batasan ruang dan waktu.

“Kami bisa memantau sosial media dari mana saja. Hanya bermodal gadget atau handphone, setiap saat, kami bisa masuk ke sosial media dan tahu isu yang sedang hangat,” katanya, Jumat (28/3).

Kartika menjelaskan, relawan Jasmev 2014 bukanlah buzzer. Karena itu, mereka tak menggunakan nama samaran dan mengarahkan isu-isu negatif kepada arah yang positif. Mereka juga terus memonitor isu yang bisa merugikan Jokowi. Bila ada isu yang menyudutkan Jokowi, reaksi Jasmev adalah memberikan tanggapan-tanggapan positif, katanya.

Kasus Penipuan oleh Kartika Djoemadi

Januari tahun lalu, Tokoh muda Muhammadiyah, Mustofa Nahrawardaya mengungkapkan, Kartika Djoemadi dekat dengan kalangan Muhammadiyah, bahkan sering datang ke Muhammadiyah.

“Kami dekat dengan Dee Dee. Walau sering ke Muhammadiyah, Dee tidak pernah mengaku sebagai Katolik. Yang kami tahu Dee seorang Muslimah. Bahkan Dee sering menceramahi saya tentang tidak wajibnya seorang Muslimah berjilbab. Dee juga pernah bilang, memilih pemimpin non-Muslim itu tidak apa-apa,” ungkap Mustofa.

Terkait aksi Kartika Djoemadi di Muhammadiyah, Mustofa menegaskan bahwa Kartika telah melakukan penghinaan terhadap Muhammadiyah dan umat Islam. “Dee sudah masuk ke jantung Muhammadiyah, ikut rapat, itu sudah tidak etis. Sampai Dee membuat album Ramadhan, padahal Dee mengaku Katolik.  Dee bilang itu toleransi. Padahal itu penghinaan,” tegas Mustofa.

Lebih jauh Mustofa mengingatkan, jika memang Kartika Djoemadi beragama Katolik, silakan beribadah Katolik, termasuk menggunakan indentitas keagamaannya. Tetapi jangan menggunakan identitas Islam meskipun tidak dilarang Undang-Undang.
“Saya telah meminta Dee Dee minta maaf, tetapi dia tidak mau. Kasusnya sudah banyak termasuk penipuan gelar ‘PhD’. Dia sempat ribut dengan Marissa Haque. Itu seharusnya bisa menjadi pelajaran buat Dee Dee. Tetapi, saat ini Dee Dee telah menipu umat Islam di Indonesia,” pungkas Mustofa.(n.fimadani) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment