Gaza Mau Kemana

Husam Dajni

Perkembangan yang begitu cepat dan dramatis di kawasan Timur Tengah memunculkan pertanyaan tentang masa depan Gaza. Terutama di tengah perubahan regional dan keputusan penjajah Zionis memperkuat blokade, langkah Mesir menghancurkan terowongan bawah tanah ada. Perubahan-perubahan regional memberikan dampak terhadap isu Palestina secara umum dan Jalur Gaza secara khusus. Ketidakstabilan situasi ekonomi, keamanan, dan politik di negara-negara Arab Spring telah memberikan pengaruh terhadap Jalur Gaza dan pemerintah Palestina di sana.

Tunis yang menjadi titik tolak Arab Spring yang telah melakukan proses perubahan demokrasi telah menaikkan pemerintah ”Islam Politik” menjadi pemimpin di sana justru saat ini ada gerakan melawan pemerintahan dan gerakan anti Partai Nahda yang berkuasa (partai yang memiliki visi dan misi Islam).

Mesir pasca kudeta militer terhadap presiden terpilih Muhammad Mursi saat ini mengalami tantangan begitu besar dan krisis politik, ekonomi, dan politik keamanan. Sementara di Suria darah masih mengalir begitu deras.

Sejumlah konspirasi regional dan internasional masih tersimpan di ruang tertutup yang memberikan dampak krisis yang begitu kuat. Mereka ingin mengubah dan menggambar ulang peta situasi Timur Tengah yang bisa menjaga dan memelihara kepentingan sebagian rezim politik di kawasan di sana. Mereka memiliki kepentingan yang sama dengan negara adidaya dan negara Israel.

Palestina yang merupakan induk dari konflik di kawasan tidak jauh dari rencana konspirasi tersebut. Mereka ingin menghabisi Palestina. Untuk menghabisi Palestina itu tidak mungkin kecuali harus menghabisi “budaya perlawanan” yang melekat di dalam kesadaran diri bangsa Palestina. Selain menghabisi budaya perlawanan, mereka juga ingin menempatkan visi misi perdamaian ekonomi dan membangun Palestina yang baru yang jauh dari segala macam perjuangan bersenjata. Konspirasi itu ingin menciptakan situasi kehidupan yang sulit bagi Palestina sehingga rakyat hanya dituntut mencari gaji dan sesuap makanan.

Palestina menghadapi realitas baru dan perubahan perubahan besar, termasuk perubahan peta koalisi antar kelompok. Media mesir melakukan propaganda anti Hamas dan Jalur Gaza. Militer mesir melakukan operasi besar yang ingin menghancurkan terowongan bawah tanah di perbatasan Jalur Gaza. Perlintasan-perlintasan Israel ditutup rapat kecuali dalam situasi tertentu yang jarang. Semua kondisi itu memunculkan pertanyaan bagaimana masa depan Jalur Gaza dan sekenario yang akan terjadi?

Skenario pertama; memblokade pemerintahan Palestina di Jalur Gaza dan gerakan Hamas tanpa mencederai rakyat Palestina. Sekenario ini yang paling mungkin terjadi. Otoritas Palestina bekerja untuk membebankan krisis Jalur Gaza - melalui penutupan perlintasan Israel – kepada pemerintah Palestina di Jalur Gaza dan Hamas. Sehingga mereka menuding krisis-krisis yang terjadi adalah karena Jalur Gaza sehingga yang muncul dalam opini umum bahwa Otoritas Palestina adalah satu satunya yang mampu menyelamatkan Jalur Gaza dan mengubah cita-cita bangsanya yang telah hancur selama bertahun-tahun dari sisi politik di sisi ekonomi.

Otoritas Palestina memanfaatkan pajak yang diambil dipungut oleh pasukan penjajah Israel Israel dari masuknya barang sesuai dengan kesepakatan yang diteken antara Palestina dan Israel di Paris. Langkah ini pasti sejalan dengan keputusan pemerintah Mesir yang menutup perlintasan menutup terowongan-terowongan yang dimanfaatkan oleh pemerintah tidak ada sehingga pemerintah mampu mengambil keuntungan untuk menggaji 50 ribu pegawainya.

Otoritas Palestina dengan langkah tersebut akan mendapatkan keuntungan sebagai berikut:

1.       Mereka mampu mengeringkan sumber-sumber keuangan Hamas dan pemerintahnya.

2.       Menghilangkan narasi dan pesan kemanusiaan dari Jalur Gaza dan dan mencabut alasan-alasan gerakan internasional membebaskan Jalur Gaza terblokade.

3.       Dihentikannya penyelundupan senjata dari terowongan akan menekan kelompok-kelompok perlawanan melepaskan diri dari prinsip “militerisasi Intifada”.

4.       Memperbaiki pemasukan keuangan bagi otoritas Palestina melalui bea cukai.

5.       Sekenario pembelotan dan pemberontakan rakyat di Gaza.

Sekenario kedua, mengedepankan kepentingan nasional terhadap kepentingan pribadi. Sekenario ini mungkin akan terjadi  dan membawa harapan bangsa Palestina serta paling rendah bebannya. Pihak-pihak Palestina termasuk Fatah dan Hamas akan mengedepankan kepentingan nasional dibanding kepentingan kelompok.

Sekenario ketiga, perang. Sudah menjadi kebiasaan Israel menyerang Jalur Gaza. Ada yang menyatakan disana jika militer Mesir berani menyerang Jalur Gaza. Saya tidak yakin hal itu akan dilakukan sebab menurut prinsip militer Mesir dan melihat Israel adalah musuh yang pertama dan Palestina adalah bagian dari keamanan nasional mereka sehingga kemungkinan akan terjadinya serangan militer Mesir ke Jalur Gaza dipastikan tidak mungkin. Gaza yang luasnya 365 KM2 dihuni oleh sekitar 1,8 warga sehingga akan menyulitkan dari sisi militer. Apalagi di tengah situasi keamanan yang menegangkan di Sinai dan situasi politik dan ekonomi yang sulit. Sementara Israel barangkali ada yang memanfaatkan paling besar terhadap apa yang terjadi di kawasan.  (pip) DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment