Aksi Peduli Rohingya Dituduh Politis, Dahnil Anzar: Logika Apa yang Dibangun?


Pernyataan Kapolri, Jendral Tito Karnavian yang mengatakan isu konflik Rohingya ramai di Indonesia bukan hal kemanusiaan. Ia menilai isu tersebut untuk menyerang pemerintahan Jokowi.

“Dari hasil penelitian itu bahwa isu ini lebih banyak dikemas untuk digoreng untuk menyerang pemerintah. Dianggap lemah,” ujar Tito di kompleks Mabes Polri, Jakarta, pada Selasa (5/9/2017).

Menanggapi hal tersebut, Dahnil Anzar Simanjuntak, PP Pemuda Muhammadiyah justru berbeda pendapat. Menurutnya umat Islam Indonesia membuktikan nilai kemanusiaan dan ukhuwah masih dijunjung tinggi.

“Kenapa pak Tito punya pikiran seperti itu ya. Justru aksi banyak dilakukan didaerah seharusnya bangga, karena ternyata umat Islam peduli sekali dengan nilai kemanusiaan yang dirampas di Rakhine, Myanmar,” kata Dahnil, Jumat (8/9/2017).

Dahnil menilai seharusnya kekuatan kepedulian umat Islam di Indonesia bisa menjadi persatuan. Tuduhan aksi peduli Rohingya ditumpangi unsur politis menurutnya tidak mendasar.

“Ternyata disikapi secara politis, jadi sebenarnya yang politis itu bukan dari teman-teman yang peduli Rohingya. Justru yang menggunakan narasi ini yang demontrasi ini menggunakan unsur politik. Seperti menunjuk orang lain tapi empat jari menunjuk dirinya sendiri. Yang politis itu siapa sebenarnya?,” ungkapnya.

Dia menyoroti sumber yang menjadi dasar Kapolri dari twitter tidak bisa menjadi pijakan kuat. Pasalnya produsen hoax terbesar menurut Dahnil bersumber dari twitter.

“Nggak ada yang berfikir menyalahkan pemerintah Jokowi, nggak ada. Logika apa yang dibangun kok bisa menuduh umat Islam yang melakukan demontrasi dituduh politis. Jangan-jangan produsennya pak Tito bilang dari Twitter, padahal twitter banyak hoaxnya,” paparnya. [panjimas] DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment