Analisis Kekalahan Imperium Byzantium dalam Perang Yarmuk


Ini menjadi salah satu ironi besar dalam sejarah Kaisar Heraklius. Ketika  dia sukses menyelamatkan imperium Byzantium dari kejatuhannya di tangan imperium Sassanid Persia,  justru tentara Byzantium kalah telak dari  pasukan Muslim yang lebih muda. Kejatuhan posisi militer Byzantium sangat ditentukan dalam Perang Yarmuk pada 636.

Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Perang Yarmuk menjadi salah satu perang paling menentukan dalam sejarah. Dalam waktu enam hari, pasukan Muslim lebih kecil jumlahnya berhasil menumpas pasukan Byzantium yang sangat besar. Kekalahan ini menyebabkan Byzantium tidak hanya kehilangan Suriah dan Palestina, namun juga Mesir dan sebagian besar Mesopotamia. Secara bersamaan, juga mendorong kejatuhan yang cepat lawan tradisional Byzantium, imperium Sassanid.

Tidak ada penjelasan tunggal di balik kekalahan militer Byzantium di Yarmuk, kecuali banyak faktor, seperti strategi militer dan kepemimpinan Heraklius yang lemah, termasuk lambatnya pasukan Byzantium merespon secara cepat invasi pasukan Arab di sepanjang kawasan Mediteranian.

Ketika Heraklius merebut tahta dari Phocas pada 610 M, dia mewarisi imperium yang berada di ambang kehancuran karena serangan dari imperium Sassanid. Hingga 622, Heraklius melakukan strategi perang defensif melawan Sassanid, yakni; membangun kembali pasukannya dan menahan serangan Sassanid.

Akhirnya, pada 622, Heraklius tidak hanya  menahan invasi Sassanid, namun juga menghancurkan kekuatan militer Sassanid. Imperium Persia ini harus menandatangani perjanjian damai yang merendahkan pada 628. Hanya saja, kemenangan Heraklius dibayar dengan harga mahal. Perang selama 20 tahun telah menyedot sumber daya  Sassanid maupun Byzantium sendiri sehingga rentan dengan ekspansi pasukan Muslim enam tahun kemudian.

Invasi Muslim di Byzantium timur dimulai pada 634 lewat serangkaian serangan yang tidak menentu. Dalam rentang dua tahun, pasukan Muslim dapat  setidaknya dua kali menang atas Byzantium, pertama perang di Ajnadayn pada Juli 634 dan kedua di Pela (atau sering disebut Pertempuran Mud) pada Januari 635. Hasil dari serangan-serangan ini adalah jatuhnya kendali Byzantium atas wilayah-wilayah di Mediteranian, yang berpuncak kepada jatuhnya Damaskus pada September 635. Heraklius dianggap tidak mengambil tindakan sejak awal.


Jatuhnya Damaskus pada akhirnya menyentakkan Heraklius atas bahaya yang mengancam kekuasaan Byzantium di bagian timur. Dia segera mengorganisir pasukan dalam jumlah besar untuk merebut kembali kota itu. Untuk menghadapi  Byzantium, pelbagai pasukan Muslim justru meninggalkan beberapa wilayah yang didudukinya dan  mundur ke sungai Yarmuk. Disana, mereka mengatur strategi  di bawah kepemimpinan Khalid Bin Walid.

Pengerahan besar-besaran militer Byzantium untuk mengejar pasukan Arab malahan memukul jalur logistik mereka dan menimbulkan konflik  dengan penduduk setempat. Sementara di dalam garis komando tertinggi mereka, terjadi perselisihan tentang strategi yang harus diambil. Al Baladhuri dalam catatannya, menyatakan bahwa penduduk Suriah dan Palestina pada umumnya menyambut baik kedatangan pasukan Arab, karena mereka dipandang lebih bersahabat dan tidak menindas dibandingkan pasukan Byzantium. Bahkan, mereka lebih sering membantu pasukan Muslim melawan tentara Byzantium.

Ketika dua pasukan telah bertemu, pasukan Byzantium menunda pertempuran dari pertengahan Mei hingga 15 Agustus. Penundaan tersebut dipandang menjadi kesalahan fatal Byzantium karena memberi kesempatan kepada pasukan Muslim untuk memperkuat posisi mereka. Mereka dapat menyelidiki posisi Byzantium dan menutup jalur puncak Deraa yang menjadi satu-satunya akses untuk mundur.

Pertempuran berlangsung selama enam hari. Meskipun pada awalnya posisi Byzantium menyerang, namun mereka tidak dapat menjangkau posisi markas pasukan Muslim. Sementara, pasukan Muslim dapat menggunakan pasukan kaveleri pemanahnya secara optimal. Mereka ditempatkan dalam posisi yang tepat  sehingga dapat menahan laju pasukan Byzantium. Saat yang menentukan terjadi pada 20 Agustus, syahdan, badai pasir menyerang pasukan Byzantium. Kesemptan tersebut digunakan oleh pasukan Muslim untuk mengobrak-abrik barisan Byzantium. Pasukan Byzantium, terpotong dari jalur utamanya untuk mundur. Akibatnya fatal, mereka dengan mudah dihabisi pasukan Muslim. Berapa besar kerugian Byzantium tidak diketahui namun Al Baladhuri menyebut sekitar 70 ribu pasukannya tewas selama dan setelah perang.
Jumlah pasukan dalam pertempuran Yarmuk masih diperdebatkan. Al Baladhuri sendiri misalnya menyatakan bahwa pasukan Muslim berjumlah 24 ribu tentara  menghadapi tidak kurang 200 ribu tentara Byzantium. Meskipun jumlah pasukan Muslim secara umum dapat diterima, namun jumlah pasukan Byzantium kurang lebihnya 80 ribu personil. Namun yang jelas, pasukan Byzantium jauh lebih banyak dari pasukan Muslim.

Pasukan Byzantium menurut Al Baladhuri adalah gabungan pasukan multi-etnik, yang terdiri dari Yunani, Suriah, Armenia dan Mesopotamia. Sementara jumlah persis mereka tidak diketahui, namun  sepertiga dari pasukan Byzantium adalah para petani dari Anatolia dan dua pertiganya adalah pasukan yang berasal dari Armenia dan kavelari Ghassanid Arab.

Pelbagai faktor ini berdampak kepada hasil pertempuran Yarmuk, aspek yang berada di luar kontrol Heraklius. Heraklius, tidak memimpin pasukannnya sendiri seperti dalam perang melawan Persia, namun dia  memilih tinggal di Antioch dan menyerahkan komando pertempuran kepada panglima Theodore Sakellarios dan pangeran Armenia, Vartan Mamikonian.

Kondisi ini sendiri memang tidak dapat dihindarkan karena pada 630, Heraklius menderita Hydrophobia dan kemungkinan kanker sehingga terlalu lemah untuk memimpin peperangan. Hanya saja, militer Byzantium mengalami inefektifitas kepemimpinan dan lemahnya kordinasi, sementara pasukan Muslim dibawah kepemimpinan jenderal jenius, Khalid Bin Walid justru menjadi faktor penting kemenangan pasukan Muslim.

Kemampuan kaveleri Arab, khususnya pasukan pemanah berkuda, juga membawa perbedaan penting dalam kemampuan bermanuver dibandingkan lawannya, Byzantium.

Penundaan antara Maret dan Agustus menjadi bencana Byzantium karena dua hal;

Pertama, penundaan itu memberikan kesempatan kepada pasukan Muslim untuk mengatur kembali strategi dan kekuatannya.

Kedua, penundaan telah memukul moral dan disiplin pasukan Byzantium. Kontingen Armenia mulai bersikap tidak sabar dan memberontak.

Selama perang, banyak pasukan Armenia yang menolak untuk berperang, sementara tentara Ghassanid Arab  bersifat pasif menghadapi sesama Arab.

Warisan Pertempuran Yarmuk sangat besar dan mendalam bagi Byzantium. Pertama, adalah kekalahan di Yarmuk mengakibatkan mereka kehilangan secara permanen wilayah Byzantium Timur (Suriah, Palestina, Mesopotamia dan Mesir) yang berdampak kepada anjloknya kemampuan militer dan keuangan.
Kedua, invasi Muslim dianggap oleh banyak penduduk Byzantium sebagai hukuman Tuhan karena rendahnya keimanan dan perilaku incest sang Kaisar terhadap Martina. Kekalahan Byzantium yang berturut-turut di tangan Muslim memberikan jalan bagi berawalnya krisis Iconoclast yang pecah pada awal abad 8 M.

Ketiga, pertempuran itu juga mendorong perubahan dalam strategi dan taktik militer Byzantium. Karena gagal mengalahkan pasukan Muslim dalam perang terbuka, pasukan Byzantium menarik mundur pasukannya untuk membuat garis pertahanan defensif di sepanjang garis gunung Taurus dan Anti Taurus. Pasukan Byzantium tidak lagi dalam posisi melakukan  ofensif untuk merebut kembali wilayah-wilayah mereka yang hilang di Mesir dan sepanjang pantai Mediteranian, namun lebih fokus mempertahankan wilayah yang tersisa di Anatolia.

Akhirnya penaklukan Muslim dan pada khususnya, Perang Yarmuk  benar-benar menghancurkan reputasi Heraklius. Heraklius mengalami depresi dan mengasingkan diri karena gagal mencegah hilangnya separo wilayah kerajaan. Padahal 10 tahun sebelumnya, dia adalah pahlawan bagi Byzantium karena sukses mengalahkan Persia. DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment