Beginilah Petualangan Menegengkan Para Anak Indonesia Ketika pergi Ke Sekolah

Sejumlah murid sekolah menyeberangi jembatan gantung di Desa Layya, Maros, Sulawesi Selatan, Rabu (11/3). Meski sudah lapuk dan berlubang, warga di daerah tersebut terpaksa melewati jembatan gantung untuk menyeberang ke desa tetangga. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Bocah-bocah siswa Sekolah Dasar (SD) ini bisa celaka jika jembatan yang mereka pakai menyeberang tiba-tiba putus. Ya, bocah-bocah SD ini saban harinya bertaruh nyawa dengan menyeberangi jembatan untuk pergi-pulang sekolah.

Berikut ini kisah-kisah mereka dari melintasi jemban rusak, jembatan rubuh, hingga hanya mengndalkan kawat bekas jembatan bak Tarzan.

Di Jawa Tengah

Para siswa di dua Kabupaten yakni Karanganyar dan Boyolali, Jawa Tengah harus bertaruh nyawa untuk bersekolah.

Hal ini lantaran siswa yang berada di dua kabupaten ini tepatnya di Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Karanganyar serta di Desa Suruh, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali harus melintasi jembatan yang kondisinya memprihatinkan.

Para siswa ini harus melintasi sungai Pepe melalui jembatan sepanjang 50 meter yang hanya terbuat dari sebilah papan di atas saluran irigasi yang menghubungkan kedua desa ini.
Para siswa di dua Kabupaten yakni Karanganyar dan Boyolali, Jawa Tengah harus bertaruh nyawa untuk bersekolah
Resiko jatuh ke bawah sungai yang setinggi 25 meter dari jembatan dilalui para siswa untuk mempersingkat waktu, lantaran apabila harus memutar ke jembatan di Pasar Colomadu harus menempuh jarak delapan hingga 10 kilometer.

Di Bone
Anak SD Yang bertaruh nyawa demi sekolah. (U-Report)
Sungguh luar biasa perjuangan dan semangat anak-anak SD di kampung JK. Demi mengenyam manisnya pendidikan mereka rela bertaruh nyawa melintasi jembatan kawat hanya demi pergi ke sekolah.

Tanpa ada pengaman dan bimbingan dari orang dewasa, anak-anak SD ini setiap harinya melintasi jembatan kawat yang sewaktu-waktu akan roboh.

Belum ada tanggapan dan juga perhatian dari pemerintah perihal jembatan kawat yang ada di Desa Hulo Kecamatan Kahu, Bone Sulawesi Selatan ini.

Sebelumnya, jembatan ini merupakan jembatan normal yang biasa digunakan orang-orang untuk menyebrangi sungai. Namun seiring berjalannya waktu, bertambah tuanya jembatan kawat ini, sedikit-sedikit jembatan mulai roboh, dan hampir tak bisa dipakai kembali.

Karena belum ada tanggapan dari pemerintah, jembatan tersebut kini digunakan para anak-anak untuk melintasi sungai agar mereka bisa pergi ke sekolah.

Di Maros
Kisah para siswa SD menantang maut juga ada di Desa Layya, Maros, Sulawesi Selatan. Bocah-bocah SD dari daerah itu terpaksa melewati jembatan gantung untuk menyeberang ke sungai tetangga untuk pergi-pulang sekolah.
Guru menggendong murid sekolah saat menyeberangi jembatan gantung di Desa Layya, Maros, Sulawesi Selatan, Rabu (11/3). Meski sudah lapuk dan berlubang, warga di daerah tersebut terpaksa melewati jembatan gantung untuk menyeberang ke desa tetangga. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Sebagaimana foto ini, kondisi jembatan sudah begitu parah kerusakannya karena lapuk dimakan usia. Bahkan sudah banyak yang berlubang.

Adakah di daerah kalian yang harus mengalami hal seperti ini untuk bersekolah? Silahkan komentari ya. [HP – Sebarkanlah.com /Berbagai Sumber] DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment