Ramadhan sebentar lagi dijalani kaum muslimin di Indonesia. Hal ini biasanya diiringi dengan peningkatan konsumsi belanja, entah itu untuk kebutuhan pokok atau kebutuhan sekunder lainnya.
Selain itu, di bulan suci ini juga selalu diiringi dengan kenaikan harga-harga barang, termasuk di antara daging sapi. Maka tidak heran, jika konsumsi produk daging sapi pada bulan puasa hingga Hari Raya Idul Fitri akan meningkat.
Untum menstabilkan harganya, biasanya pemerintah mengimpor daging sapi dari negara-negara lain. Baik itu daging beku maupun ternak hidup. Namun hati-hati, jika Anda yang peduli dengan produk halal dari daging sapi.
Pasalnya baru-baru ini beredar, bagaimana rumah potong hewan memperlakukan hewan ternaknya saat disembelih yang begitu kejam. Hal ini sangat penting bagi umat muslim di Indonesia, yang selalu memperhatikan kehalalal produk daging sapi.
Dalam gambar-gambar menunjukkan sapi Australia sebelum dipotong akan digantung hanya satu kaki, sementara tenggorokan mereka digorok di rumah pemotongan hewan di Israel.
Dalam sebuah rekaman bahkan menunjukkan, ternak yang dipotong tenggorokannya, masih sadar di rumah potong hewan Dabbah di kota Deir Al Asad.
Rekaman ini dilakukan oleh kelompok hak hewan dengan menggunakan kamera tersembunyi bulan lalu. Padahal rumah potong hewan ini terakreditasi di bawah sistem regulasi ekspor hewan hidup Australia.
Kelompok ini telah mengajukan keluhan kepada Departemen Pertanian, dengan mengatakan praktek yang mereka lakukan melanggar standar domestik dan internasional.
Kelompok ini menyerukan, jika setiap rumah potong hewan memasang kamera CCTV, di bawah pengawasan Australia's Exporter Supply Chain Assurance System, dengan akses yang disediakan ke Departemen Pertanian Australia.
Selain untuk memenuhi kebutuhan domestik, daging-daging hewan yang disembelih juga akan diekspor kembali ke negara-negara yang membutuhkan daging sapi beku.
Bagi Anda yang menyukai produk daging impor, maka berhati-hatilah untuk mengonsumsi produk daging halal.
(beritauaja)
0 komentar:
Post a Comment