BNPT: Mengajarkan Anak-anak Mengaji dan Salat adalah Radikalisasi
Direktur Deradikalisasi BNPT Irfan Idris, menyatakan bahwa tidak ada radikalisme dalam agama.
“Tidak ada sebenarnya radikalisme dalam beragama,” katanya saat berbicara dalam seminar bertajuk “Radikalisme Agama dalam Perspektif Global dan Nasional,” di Auditorium Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah, pada Kamis (11/06).
Namun, dalam kesempatan itu, Irfan juga mengatakan bahwa semua agama mengajak agar pemeluknya radikal. Radikal di sini, menurutnya, berarti memiliki pemikiran yang sistematis dan obyektif dalam beragama.
“Radikalisasi itu saya kira sebagai upaya memberikan pemahaman secara komprehensif,” ujarnya.
Radikalisasi, lanjut Irfan, adalah bagian dari upaya mengajarkan agama. Misalnya, mengajarkan anak-anak mengaji dan salat.
Namun, Irfan juga kembali menyebut dan menyandingkan istilah radikal dan radikal terorisme. Keduanya, menurut Irfan adalah sesuatu yang tidak benar.
“Karena menjadikan ideologi, agama sebagai hegemoni,” imbuhnya.
Istilah radikalisme sempat menjadi bahan perbincangan setelah dijadikan alasan dalam tindakan pemblokiran sejumlah situs Islam oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bulan April lalu. Atas rekomendasi BNPT, pemblokiran dilakukan dengan menuding bahwa situs-situs tersebut menyebarkan paham radikal.
Namun, BNPT tak dapat menjelaskan definisi dari radikalisme saat ditanyai lebih jauh oleh para pengelola situs. Selain itu lembaga penanggulangan terorisme Indonesia itu juga tak mampu menunjukkan bagian situs yang dianggap berisi paham radikal.(kiblat)
0 komentar:
Post a Comment