Sukses Adu Domba Golkar dan PPP, Kini Jokowi Suruh ‘Berantem’ Pendukungnya Sendiri


Inilah negeri dengan segala wajah dan prilaku pemimpin yang masih ‘aneh’. Negeri yang terus melahirkan huru- hara entah untuk apa, tapi terus tercipta dan susah untuk di mengerti. Jokowi sebagai presiden dinilai termasuk menciptakan huru-hara yang terjadi kini.

Kita ingat, bagaimana antar pengurus Partai Persatuan Pembangunan (PPP): Surya Dharma Ali dan Romahurmuziy di adu domba dengan SK pengangkatan untuk pengurus Romahurmuziy melalui Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly kabinet kerja Jokowi. Partai yang sumbar mengaku sebagai rumah besar ummat Islam pun terpicu dengan permainan adu domba Jokowi.

Kini, PPP jangan pernah ngaku sebagai partai rumah besar bagi ummat Islam, karena elite politiknya sendiri masih merasa sempit berada di ‘rumah’-nya sendiri. Kemana suara ummat Islam akan berlabuh? Bisa di kata kejadian yang menimpa partai berlambang ka’bah itu akan menguntungkan keberadaan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang kini masih solid.

Lalu, kejadian berbeda menimpa partai Golongan Karya (Golkar). Seharusnya Menkumham Yasonna Laoly keluarkan SK kepengurusan untuk Abu Rizal Bakri (ARB) dan menganulir kepengurusan Golkar versi Agung Laksono. Menkumham yang bekerja untuk Jokowi malah menyuruh Golkar bermusyawarah untuk selesaikan masalah. Efeknya, partai yang berlambang pohon beringin itu terlihat tidak rindang lagi, lebih tepat di sebut pohon beringin yang sudah mau tumbang. Perseteruan ARB dan Agung Laksosno menyita perhatian publik ditengah penderitaan rakyat kecil yang terus terjadi.

Waktu pun terus berjalan, Jokowi sepertinya tak puas jika hanya Golkar dan PPP saja yang pecah. Kali ini melalui kebijakannya, suami Iriana itu sukses adu domba pendukungnya. Ya, penujukkan Budi Gunawam (BG) sebagai calon kapolri membuat sebagian pendukung dan relawan Jokowi murka. Mereka lakukan ‘teror’ kepada Jokowi untuk gagalkan pelantikan BG yang sudah dijadikan tersangkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sontak, Wajah Fajroel Rachman kembali tampil dalam fenomena ‘adu domba’ Jokowi itu.

Diketahui bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Megawati mendukung kebijakan Jokowi tunjuk BG jadi Kapolri. Begitu juga dengan Surya Paloh yang juga terlihat melalui pemberitaan MetroTV yang dukung BG seperti “membabi buta”. Bisa dipastikan tidak sedikit pendukung Jokowi yang masih tunduk dengan titah Mega dan dukung Jokowi pilih BG sebagai kapolri baru. Walau dukungan itu tidak terlihat dalam unjuk rasa yang turun kejalan seperti di lakukan Fadjroel dan teman-teman.

Antar media pendukung Jokowi pun terlihat seru teradu domba. Tempo, Kompas dengan MetroTV memainkan peran masing-masing sesuai ‘pesanan’ kepentingan mana yang sedang di ‘puja’. Melihat kejadian ini, mereka yang tidak menjadi pendukung Jokowi tertawa dan geli melihatnya. Betapa Jokowi yang dulu begitu di bela dan di puja, bahkan jika ada orang yang mengkritik akan di serang habis-habisan dengan label-label tertentu. Kini yang jadi pertanyaan adalah : Label apa yang cocok di sematkan kepada pedukung Jokowi yang sudah ‘berani’ mengkritik Jokowi? Ayo mikir.

Sudahlah, kita bukan sedang senang di atas hancur lembur dan tercerai berainya pendukung Jokowi akibat ulah Jokowi sendiri. Sikap bijak yang harus kita ambil adalah untuk selalu belajar dari Jokowi, ya belajar untuk tidak meniru kemunafikannya. Dan, tidak salah jika kita doakan Jokowi supaya tetap tegar atas ujian yang ada, seperti pesan wakil ketua DPR, Fahri Hamzah di akun twitter-nya. [JK Sinaga] DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment