Menanggapi pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan yang sedang bersiap membuat aturan tata tertib berdoa di sekolah negeri yang dianggap sebagian kalangan tertalu dominan Islam, Ustadz Yusuf Mansur menyatakan kekecewaannya, bahkan atas rezim yang ingin meminggirkan Islam dari sekolah itu, ia ingin segera diadakan Pemilihan Presiden lagi agar rezim segera berganti.
“Aaaaammmmpuuuuunnnn… asli aammmmpppuuuunnnnn yaaa Allah. sedih, marah, ngenes….pengen cepet2 pilpres baru lagi aja,” tulisnya.
Ia mengaku selama ini selalu diam atas kebijakan pemerintah.
“Saya dulu diem dan ngebela siapapun yang memerintah. Tapi kalo sampe nyentuh udah urusan kayak doa di awal pagi di sekolah-sekolah, males banget diem.”
“Susah payah kawan mengusahakan ada ngaji, doa-doa, asmaa-ul husnaa di sekolah-sekolah swasta dan negeri. Tapi yaaa ampuuunnn… ada yang mau ngoreksi,” terangnya.
Ia menyebutkan bahwa selama ini sudah susah payah kawan-kawan aktivis mengawal agar anak-anak berkah pelajaran dan hidupnya dengan memberlakukan dhuha dulu di awal. Juga dilaksanakan doa di awal dan di akhir pembelajaran.
“Tapi barusan saya denger kalimat jahat banget, yang menganggap bahwa ini adalah upaya pemaksaan praktik agama. Yaaa Allah…” paparnya.
Ia mengajak agar kaum Muslimin berdoa untuk negeri Indonesia.
“Doa dah buat negeri yang kayaknya udah ga kepengen lagi jadi negeri yang dominan muslim dan Islamnya. Tau dah nih.”
Ia juga mengkhawatirkan ke depannya, Islam akan semakin terpinggirkan.
“Makin alergi aja dengan Islam dan simbol-simbol agama Islam. Ampun. Ampun yaaa Allah. Ampunin kami. Bukannya bela agamaMu, malah jd begini. Besok-besok ga boleh adzan lagi nih di masjid, sebab nunjukin dominan juga. Toh gereja, dan pusat-pusat agama lain, ga pake pengeras suara keluar,” ujarnya.
Ia khawatir bahwa toleransi yang selama ini berjalan akan ternodai karena isu ini.
“Selama ini, toleransi dah jalan dengan sangat damai. Yaaa Allah, jahat dan bodoh banget sih mereka-mereka ini. Apalagi kalo ia adalah Muslim juga.”(fimadani)
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment