Waspadai Propaganda LGBT Pada Tayangan Televisi!
Di Amerika, kini, propaganda Lesbian, Gay, Biseks dan Transgender (LGBT) sudah masuk pada tayangan televisi. Bahkan dalam film ataupun Situasi Komedi (Sitkom) mengenai keluarga modern, tanpa disadari merubah persepsi masyarakat tentang keluarga.
Demikian salah satu himbaungan , Peneliti The Center for Gender Studies (CGS) Rita Soebagio terkait mirisnya berbagai lini saat ini yang menurutnya telah ‘disusupi’ pesan LGBT.
“Kalau sekarang, tayangan keluarga di AS secara terang-terangan tentang keluarga pasangan LGBT,” ulas Rita belum lama ini dalam sebuah pertemuan membahas bahaya LGBT dalam kelurga.
Menurut Rita, fenomena ini berbahaya mengingat televisi berpengaruh besar menggiring pemikiran masyarakat.
Di Indonesia, lanjut Rita, fenomena seperti ini juga mulai mengarah layaknya siaran TV di Amerika. Hanya saja tayangannya masih dalam tahap suami tidak harus bekerja dan bisa tinggal di rumah.
“Kita baru sampai pada titik itu, belum sampai seperti Amerika yang sudah terang-terangan menayangkan keluarga pasangan homoseksual dan lesbian,” ulasnya.
Satu hal yang perlu dipahami, kata Rita, tidak ada yang salah dengan suami di rumah dan isteri bekerja. Apalagi jika situasinya darurat.
“Tapi dengan terbaliknya pekerjaan mereka, akan menurunkan tingkat kepemimpinan (qawamah) laki-laki sebagai kepala rumah tangga,” tukas Sekjen Aliansi Cinta Keluarga (AILA) Indonesia itu.
Fakta di lapangan menunjukkan, hampir 70 persen permohonan cerai berasal dari pihak perempuan (khulu’) karena suami dianggap tidak bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Tayangan televisi juga bisa menggiring perempuan lebih berorientasi bekerja di ranah publik. Kita sudah mulai merasakan hal tersebut. Di tengah masyarakat mulai muncul persepsi, lebih baik mempekerjakan perempuan di bandingkan laki-laki. Rita mencontohkan seperti pabrik rokok yang mempekerjakan buruh perempuan untuk pelintingan rokok.
“Saya tidak mengatakan perempuan yang berada di dalam rumah lebih baik dari perempuan yang diluar rumah. Masing-masing punya pilihan, asalkan mengerti peranannya sebagai seorang perempuan dan ibu rumah tangga,”ucapnya tandas.
Menghadapi propaganda tayangan televisi, Rita menghimbau masyarakat untuk jeli dan kritis.(hidayatullah)
0 komentar:
Post a Comment