Massa aksi 2 Desember dari sejumlah daerah memutuskan untuk berjalan kaki ke Jakarta. Hal itu dilakukan lantaran perusahaan bus enggan menyewakan kendaraannya karena ada larangan dari pihak kepolisian.
Menanggapi kegigihan massa aksi tersebut, mantan Staf Khusus (Stafsus) Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Andi Arief mengaku kagum dengan tekad para massa aksi tersebut.
"Saya sih merinding dan kaget melihat ada yang bersedia jalan kaki, tidak melampiaskan kemarahan setelah perusahaan bus dilarang mengangkut," tulis dia akun twitternya, @AndiArief_AA, Senin (28/11/2016).
Menurut Andi, jika militansi sudah bentuk praktik, pemerintah harus bercermin. Ada yang salah tentunya dalam mengelola kasus Al Maidah ini.
"Kelihatannya kecil jumlah ribuan rakyat yang militan dari ciamis, tapi jangan-jangan itu mengabarkan kegelisahan yang sudah meluas," katanya.
Mengelola negara ini, kata Andi, prinsipnya tidak beda jauh dengan seorang dokter. Semua gejala harus dianalisa dengan seksama, tidak bolah salah obat.
Sebelumnya GNPF MUI telah sepakat dengan aparat, demo superdamai akan dilaksanakan di Lapangan Monas, tidak di jalan. Aparat juga akan mengawal demonstran yang datang dari daerah. (rp)
0 komentar:
Post a Comment