Ternyata Proyek Masterplan Pengolah Sampah Pemda DKI Gagal Total
Dalam ciutan tiwternya hari ini kamis (5/11) Prof Yusril Ihza Mahendra yang juga pengacara PT Godang Tua mengatakan masalah TPSK Bantargebang karena menjadi satu satunya tempat pembuangan dan pengolahan sampah dari DKI setelah Pemda DKI gagal melaksanakan pembuatan masterplan pengolahan sampah Jakarta.
Dalam masterplan tersebut Pemda DKI akan membangun 4 fasilitas pengolahan sampah di wilayahnya sendiri di beberapa tempat seperti diCakung, Cilincing, Marunda, Sunter dan DuriKosambi.
Belakangan empat proyek masterplan tersebut ternyata gagal total. Yang sudah berjalan hanya di Sunter Jakarta Utara. Itupun tersendat sendat. Untuk di ketahui biaya pengolahannya mancapai Rp 400 ribu perton sampah. Sementara biaya pengolahan sampah yg dibayar Pemda DKI di Bantargebang hanya Rp 125 ribu perton sebelum dipotong pajak dan retribusi.
Dengan gagal totalnya semua masterplan Pemda DKI maka akhirnya semua sampah dari DKI dibawa ke Bantargebang untuk diolah , dan Jumlahnya tiap tahun terus membesar.Padahal dalam kontrak kerjasama volume sampah yang dikirim ini harus berkurang setiap tahun. Padahal sebagaimana yang pernah di utarakan oleh Sekda Pemda DKI Syaifullah kepada radio elshinta beberapa waktu lalu bahwa biaya konstruksi pengolahan sampah sesuai masterplan Pemda DKI hanya 6 sampai dengan 7 miliard rupiah.
Namun celakanya sampai saat ini tidak ada alternatif daerah sekitar yang mau menampung sampah dari DKI kecuali Pemkot Bekasi. Sementara warga DKI sudah rutin membayar berbagai macam pajak dan pungutan yang telah di tetapkan oleh Pemda DKI seperti pajak bumi dan bangunan, pajak kendaraan bermotor serta berbagai retribusi termasuk retribusi sampah.
Pajak dan retribusi yang menjadi sumber pendapatan Pemda DKI termasuk bayar gaji dan fasilitas Gubernur DKI itu terus meningkat tiap tahun.
Kalau penanganan masalah ini berlarut larut bukan mustahil esok lusa warga DKI sendiri yang akan protes masalah sampah yang menumpuk. Padahal mereka telah membayar pajak&retribusi. Jika Ahok sebagai gubenur DKI menyadari sebenarnya hal ini semua secara politis berpotensi menurunkan citra kehandalan sebagai seorang Gubernur DKI dalam mengatasi masalah sampah diwilayahnya sendiri.
Di akhir cuitannya Yusril berharap kepada kedua pihak akan ada jiwa besar mengakui kekurangan diri masing masing dalam mengatasi masalah sampah ini. Dan duduk bersama merumuskan akar masalah dan mencarikan jalan keluar yang terbaik, bukan cari menang-menangan bagi salah satu pihak.(ace/dbs)
0 komentar:
Post a Comment