Kisah Duka Dari Syam dari Keluarga Almurr
Berat sangat kuterjemahkan kisah ini untuk kalian. Namun aku tak bisa menanggung kesedihan ini sendiri. Kunyah dan telanlah kepiluannya tapi juga hirup semangat membara di dalamnya, drama kehidupan di bumi Syam.
Inilah satu dari ribuan kisah pilu yang mewarnai anak bangsa Suriah. Kepedihan yang digoreskan oleh tangan durjana nushariyyah dan sekutunya. Dalam sketsa penghancuran dan pembunuhan tanpa jeda.
Samir Almurr, bocah bermata hijau berusia 4 tahun dari Ma'rah Nu'man, dilahirkan di awal gejolak revolusi menentang tirani dan tumbuh berkembang di bawah naungannya. Hidup di tengah keluarga faqir bersama kedua orang tua dan empat saudaranya. Ayahnya Ahmad al Murr bekerja mengurusi pembagian air untuk warga sekitar.
Kemarin ketika Ahmad bersama kedua anaknya samir kecil dan ahmad sedang bekerja pesawat Rusia meroket tempatnya. Saat itu juga sang ayah meninggal di tempat dalam serangan tersebut. Sementara Samir dan Mengalami luka sanat parah.
Kakaknya membawa Muhammad ke rumah sakit lapangan di Saraqib untuk mengeluarkan serpihan roket yang menerjang tubuhnya. Sedangkan Samir ditaruh di rumah sakit 101Ma'rah Nu'man karena sudah tak bernyawa. Jasad Samir kecil di kantong jenazah di ruang mayat. Namun keajaiban Allah datang, mayat samir yang mulai membeku menampakkan tanda-tanda kehidupan. Dari lisan mungilnya keluar rintihan lemah kesakitan.
Tepat salah seorang perawat wanita lewat di ruang mayat. Telinganya mendengar lamat-lamat rintihan dari dalam. Tanpa jeda ia bergegas mencari sumber suara. Pandangannya tertumbuk pada sosok mungil yang terengah lemah dengan nafasa tersengal. Ia segera keluar mencari bantuan untuk menevakuasi mayat bocah yang hidup kembali.
Manuasia serumah sakit gempar dengan berita mayat seorang bocah Samir yang bangkit kembali dari kematiannya. Para dokter segera menanganinya. Namun keadaan Samir semakin kritis. Akhirnya diputuskan untuk membawanya ke rumah sakit Karkhan Turki. Di rumah sakit tersebut dioperasi untuk mengeluarkan pecahan roket dari kepalanya. Samir selamat, namun ia kehilangan penglihatan dua bola hijau kanaknya.
Aku bayangkan mungkin kalian juga punya bayangkan bagaimana perasaan sang ibu yang kehilangan suami dan anak-anaknya yang terluka parah. Betapa hancur hati wanita ini. Namun tidak! karena ia adalah wanita dari negeri syam yang diberkahi, yang matang dalam madrasah kesabaran.
Ketika mendapat kabar duka itu semua. Ia memuji dan menyanjung Allah yang pengasih dan penyayang. Dengarlah dengan hatimu dengan kalimat yang ia ucapkan berikutnya,
" ﻫﺬﺍ ﻣﻦ ﻋﻨﺪ ﺭﺑﻲ ﻓﺰﻭﺟﻲ ﺷﻬﻴﺪ ﻻ ﺃﺭﻳﺪ ﻷﺣﺪ ﺃﻥ ﻳﻌﺰﻳﻨﻲ ﺑﻪ ﻓﻬﻮ ﻋﻨﺪ ﺭﺑﻪ
"Ini semua dari Tuhanku, Suamiku telah syahid. Aku tidak seorangpun berbelasungkawa kepadaku, karena ia di sisi Tuhannya."
Demi Allah bukankah kisah ini cukup menampar kita untuk belajar tentang kesabaran. Cukup untuk berseksi dengan hati bahwa Ia Maha Kuasa. Cukup menjadi alasan bagi kita memberi pertolongan kepada ahlussunnah Suriah. Cukup untuk meyakinkan bahwa penduduk memang layak Allah menjadi pengibar panji kejayaaan islam di akhir zaman.
Semoga Allah menyatukan keluarga Almur dan menyatukannya kembali di keluasan syurgaNya!
(ihsanul Faruqi)
0 komentar:
Post a Comment