Bachtiar Nasir Sebut Ada yang Coba Halangi Bertemu Jokowi, Siapa?
Ketua Umum GNPF-MUI Bachtiar Nasir menduga ada pihak yang menghalangi upayanya untuk bertemu dengan Presiden Jokowi sejak Aksi 411 pada 4 November 2016.
Padahal, presiden sudah jauh-jauh hari pengin bertemu dan berdialog dengan GNPF-MUI.
Hal itu terungkap setelah Bachtiar dan delegasi GNPF-MUI bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Negara pada saat Idul Fitri, Minggu (25/6/2017).
Saat jumpa pers GNPF-MUI di Jakarta, hari ini, Bachtiar mengaku, dirinya mencatat betul setiap pernyataan Jokowi pada pertemuan itu.
Bahkan, berdasar catatan Bachtiar, presiden yang pernah menjadi gubernur DKI itu sempat menlontarkan pernyataan bahwa sedandainya sejak awal terjadi dialog dengan GNPF-MUI, maka tidak akan ada aksi-aksi demo besar lanjutan.
“Seandainya terjadi dialog antara kita di 411 tidak ada yang gini-gini,” ujar Bachtiar menirukan pernyataan Jokowi pada pertemuan yang juga dihadiri Menkopolhukam Wiranto dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin itu.
Jokowi, kata Bachtiar melanjutkan, mengaku selalu mementingkan ulama. Sebab, mantan wali kota Solo itu membutuhkan nasihat ulama.
“Presiden bilang, ‘yang berani menegur saya, menasihati saya, ulama. Jadi saya perlu mendengarkan ulama, seandainya terjadi dialog di antara kita tidak ada lagi 212’,” ujar Bachtiar lagi-lagi menirukan pernyataan Jokowi.
Kendati demikian, Bachtiar mengaku tidak mengetahui penyebab Jokowi kala itu kesulitan menemui GNPF-MUI. “Itu bukan domain kami kenapa terjadi,” imbuhnya.
Namun, sambung Bachtiar, Presiden Jokowi justru terkejut ketika mengetahui perwakilan GNPF-MUI tidak masuk dalam daftar ulama yang diundang ke Istana Negara beberapa waktu lalu. Menurut Bachtiar, namanya dicoret dari daftar tanpa sepengetahuan Jokowi.
“Beberapa pertemuan presiden dengan ulama nama kami masuk tapi dicoret, untuk saya dicoret dua kali tapi kenapa, saya tidak tahu. Kami bersyukur ini pentingnya dialog akhirnya presiden tahu detail persoalnnya. Di antara kami tidak bisa masuk, presiden kaget,” pungkasnya. [ps]
0 komentar:
Post a Comment