Oleh Mohammad Zubaidi:
SAYA & HIZBUT TAHRIR
Awal 1983 adalah awal interaksiku dg Hizbut Tahrir (HT) di Berlin. Saya berteman akrab dg mereka, saling mengunjungi, makan bareng dg mereka dan jadi khotib Jumat di masjid mereka.
Salah satu sahabat saya pada periode Berlin itu adalah Ismail Wahwah atau Abu Anas yg skrg jadi tokoh internasional HT.
Kalau HTI mengadakan acara besar dia menyempatkan diri dtg ke rumah.
Ketika saya di Sydney diapun mengunjungiku dan juga mengundangku ke rumahnya dan memintaku ceramah di markaz HT.
Meskipun begitu saya tdk pernah jadi HT.
Sekian tahun yang lalu saya hadir di pertemuan HTI di Wisma Dharmala, jl. Sudirman, Jakarta.
Disana ada sdr. Hari Mukti dan juga sdr. Ismail Yusanto.
Dalam pertemuan itu saya sempat mengkritisi HTI yg di semua kesempatan, ketika demo dll selalu mengajak mendirikan Khilafah.
Saya sdh curiga dari waktu itu: ada apa? Kenapa pemerintah Indonesia yg berdasar pancasila yg represif thdp segala upaya merobah pancasila bisa membebaskan HTI dg upayanya merobah RI menjadi negara Khilafah.
Maka saya peringatkan kpd sdr. Ismail dan seluruh anggota HTI agar hati2. Saya khawatir mereka dibebaskan spt dibebaskannya masyarakat tanjung priok dg ceramah2 keras utk akhirnya dibabat habis oleh benny moerdani.
Saya katakan kepada Ismail Yusanto bhw di Al-Quran dan As-Sunnah serta semua kitab Sirah tdk pernah kita dapatkan Nabi SAW, yg menjadi tauladan kita, mengajak para shahabat mendirikan Negara Islam.
Tapi yg terjadi Nabi SAW berdakwah dan berjihad maka Negara Islam dg sendirinya berdiri.
Seandainya Nabi SAW dari awal mencanangkan pendirian negara Islam dari awal pastilah permusuhan golongan dan kerajaan2 kafir makin keras, sehingga cara spt itu jelas tdk bijak.
Oleh karena itu jika kita mengacu pada sunnah Nabi SAW perjuangan Islam dg gembar-gembor mendirikan Khilafah (Negara Islam) adalah tdk tepat dan menyalahi sunnah.
Tapi... jawaban yg mengejutkan dari sdr. Ismail Yusanto, dia mengatakan: "Khilafah adalah platform Hizbut Tahrir. Dan Yahudi jauh sebelum mendirikan Negara Israel mereka sdh mencanangkan pendirian Negara Israel dan mereka berhasil".
AstaghfiruLlah.. koq yg dijadikan uswah malah Yahudi.
Sayang sekali acara di Dharmala itu bukan acara debat, maka saya hanya bisa ngelus dada.
Kalau dilihat dari sini memang sangat sulit kita bisa nyambung dlm diskusi dg HTI.
Bukan karena soal "faham tentang mana yg termasuk hadhoroh dan mana yg tergolong madaniah"...
Tapi karena kita merujuk pada Sunnah, Nabi SAW sebagai Uswatun Hasanah, sedangkan mereka merujuk pada Yahudi.
Saya tidak tahu, mungkin setelah sekian lama kita ngumpul di Wisma Dharmala itu mungkin sekarang sdr. Hari Mukti sudah menemukan ayat atau hadis yg secara langsung Nabi SAW mengajak mendirikan Negara Islam.
Kalau ada maka saya nyatakan siap utk bergabung dg sdr. Hari Mukti di HTI.
Kalau tdk ada maka mari sdr Hari Mukti kita amalkan sunnah Nabi SAW, kita mencontoh cara berjuang beliau.
Itulah cara yang benar spt Allah SWT berfirman:
{قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ}
Katakanlah jika kamu memang mencintai Allah maka ikutlah aku (Nabi SAW) niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, dan Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Ali Imron 31).
Mengikuti Nabi SAW itu tdk hanya dlm beraqidah, beribadah, berakhlaq dan bermuamalah, tapi juga dlm berjuang.
[8/12 05.13] Halim:
Analisa yg mantap Ustadz, sy juga sdh lama (bedtahun2)menjadi tandatanya, kenapa HTI dibiarkan pemerintah menggembargemborkan akan merubah Pancasila, padahal itu isu sensitif, saat itu analisa saya ada dua kemungkinan, pertama seperti yg Ustadz sampaikan dan yg kedua HTI ini diyakini (pihak2 dalam) pemerintah bisa digunakan utk memecahbelah Ummat Islam, karena cara mereka tdk sesuai dgn cara Rasullah, shg (hasilnya) jauh panggang dari api, wallahu a'lam
[8/12 06.28] Mohammad Zubaidi:
Betul ust. Halim, saya sependapat, HTI sangat manfaat utk musuh2 Islam.
Dg HTI orang2 kafir bisa dg mudah berkuasa entah sebagai kpl daerah, gubernur atau presiden, dg menyingkirkan saingannya, calon pemimpin muslim.
Bayangkan kalau PDI misalnya bikin divisi yg tugasnya menggembosi lawan politik entah brp ratus milyar harus mereka keluarkan utk pendanaan divisi itu.
Dg adanya HTI semua jadi gratis, tanpa sadar HTI jadi relawan buat menyokong klompok2 kafir. HTI tdk hanya golput tapi juga mengajak umat diluar HTI utk golput.
Suatu kebodohan yg luar biasa jika orang ngaku Islam tapi membiarkan org kafir bisa melenggang jadi pemimpinnya dan pemimpin umat.
Mereka punya alat utk mencegah si kafir agar tdk berkuasa tapi tdk digunakan. Entah apa kelak yg akan mereka katakan di hari mahsyar di hadapan Allah. Karena mereka merugikan dan meletakkan umat Islam dlm bahaya, dilain fihak menolong kelompok2 kafir dan mengantar mrk menuju pd kejayaan.
Islam juga sdh mengajarkan kaedah2 yg penting utk kondisi2 darurat.
Misal "apabila dua bahaya bertemu maka haruslah bahaya besar dihindari dg cara mengambil bahaya yg kecil".
Contoh: (1) bahaya ikut mengamalkan satu bagian kecil dari demokrasi yaitu PEMILU dibanding (2) bahaya DIPIMPIN ORANG KAFIR.
Maka orang Islam yg akalnya sehat dan berfungsi pasti bisa menilai bhw dosa membiarkan KAFIR jadi PEMIMPIN lebih bahaya dari dosanya org yg TERPAKSA IKUT PEMILU.
Yang namanya TERPAKSA yg tadinya haram bahkan bisa menjadi halal.
Misal: makan babi krn terpaksa adalah tdk dosa dan HALAL karena terpaksa.
Kalau orang tdk mampu memahami beda kadar bahaya (1) dan (2) tadi
sepertinya perlu dicek jgn2 ilmu Islamnya ilmu karbitan, atau ada konspirasi rahasia dg kafir utk mensukseskan mereka menguasai negeri ini.
الله المستعان
0 komentar:
Post a Comment