Monosodium glutamat, sering disingkat MSG, adalah zat kimia berbahaya yang dipakai untuk memperkuat rasa makanan. Ada sebuah riset yang tengah berkembang yang membuktikan bahwa zat aditif yang banyak dipakai ini adalah neurotoksin yang sangat kuat.
Riset menunjukkan bahwa aktivitas berlebih sejenis pengantar pesan dalam otak bernama glutamate, zat asal protein yang menyebabkan excitation sel otak dan saraf tertentu, dapat menyebabkan kematian sel dan pertumbuhan penyakit Parkinson. Monosodium glutamat memiliki efek eksitosik, yang artinya, MSG dapat menyebabkan sel otak menjadi over-excited sampai akhirnya sel-sel tersebut mati.
Kebanyakan bereaksi dalam jangka waktu 48 jam setelah mengonsumsi MSG (bahkan dalam jumlah kecil), sehingga sulit untuk merunut balik makanan pembawanya. Gejala-gejalanya meliputi sakit kepala, iritasi kulit, munculnya benjolan-benjolan pada mulut, pembengkakan membran mukosa (pada mulut, gastrointestinal/pencernaan, atau saluran reproduksi), hidung berlendir, insomnia/susah tidur, seizure, suasana hati (mood) yang tidak menentu, rasa panik tiba-tiba, diare, jantung berdebar-debar dan ketidakteraturan jantung lainnya, nausea (mual), mati rasa, rasa tersengat, perasaan geli, sakit di dada, serangan asma dan migren – gejala-gejala yang orang pikir adalah reaksi alergi.
Gejala-gejala tersebut bukanlah reaksi alergi, gejala-gejala tersebut adalah akibat mengonsumsi zat yang menyebabkan perubahan sistem saraf dan mungkin juga kerusakan saraf. Menurut dokter Patricia Fitzgerald, “Mengonsumsi MSG selama ini juga telah dikaitkan dengan penyakit Parkinson dan Alzheimer.”
Apakah Anda dapat mempercayai bahwa produsen makanan bayi menambahkan MSG ke dalam produk mereka? Ini sungguh-sungguh terjadi. Dan salah satu bahaya tersembunyi dari MSG terdapat dalam formula bayi. Kebanyakan merek terkenal formula bayi mengandung MSG dalam berbagai bentuk. MSG dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sistem saraf orang dewasa, tetapi pada anak-anak, sifat racunnya lebih berbahaya. Teleponlah para produsen makanan bayi tersebut dan mereka akan mengatakan bahwa produk mereka tidak mengandung zat neurotoksin yang sangat kuat ini. Dan mereka tidak akana mengatakan kepada Anda bahwa mereka menambahkan zat-zat lain yang merupakan zat pembentuk MSG, yaitu berbagai jenis glutamat.
Kebanyakan orang sadar bahwa MSG sering dipakai dalam masakan Cina, tetapi MSG juga dipakai dengan nama-nama yang berbeda, jadi jangan heran jika Anda mendapatkan nama lain MSG pada label bungkus. Para produsen yang memilih untuk menuliskan MSG dengan nama berbeda, sebagai komponen pembentuknya atau sebagai zat derivatif dari zat berbahaya ini, berusaha menipu konsumen yang percaya kepada produk mereka. Pokoknya, namanya saja yang berbeda, sedangkan kemampuannya untuk merusak otak sama saja. MSG dengan nama apa pun tetaplah berbahaya. Toksin sistem saraf ini juga terdapat dalam berbagai jenis zat aditif makanan.
Sumber-sumber MSG:
* Autolyzed yeast (ragi autolisis)
* Kalsium kaseinat
* Gelatin
* Glutamat
* Asam glutamat
* Protein hidrolisis
* Protein kedelai hidrolisis
* Protein sayuran hidrolisis
* Monopotasium glutamat
* Sodium kaseinat
* Ekstrak ragi
* Makanan mengandung ragi
* Yeast nutrient (zat gizi ragi)
Tetapi MSG tidak hanya ditemukan dalam makanan bayi. Bila Anda makan di restoran cepat saji, restoran ‘keluarga’, atau membeli makanan kemasan atau siap saji, kemungkinan Anda telah mengonsumsi MSG secara teratur. Zat aditif ini sering ditambahkan ke dalam berbagai jenis makanan dan sering diberi label ‘rasa alami’, ‘rasa ayam atau daging sapi alami’, atau ‘perasa alami’. Anda akan dengan mudah mendapati MSG salah satunya pada sup, karena sup bruillon, kaldu sayuran dan kaldu murni sering mengandung MSG.
Karena zat aditif ini memiliki berbagai bentuk dan nama, kebanyakan pemilik restoran menyangka makanan yang mereka sajikan bebas MSG, dan mempromosikannya demikian, padahal kenyataannya, makanan-makanan tersebut bisa jadi dipenuhi oleh zat kimia berbahaya ini. Para chef dan pemilik restoran, seperti kebanyakan orang lain, tidak bisa selalu mengetahui nama-nama lain MSG yang begitu banyak. Anda cenderung tidak akan menemukan MSG jika Anda makan di restoran dengan kualitas tinggi yang hanya menyajikan makanan segar, dimasak dari proses awal, tanpa menggunakan saus dan bumbu botolan.
Sedangkan pada makanan siap saji atau restoran cepat saji, MSG dapat dengan mudah ditemui. Tetapi makanan bukanlah satu-satunya sumber MSG. Anda mungkin akan terkejut saat mengetahui bahwa MSG juga ditemukan dalam macam-macam vaksin sebagai ‘stabilizer’. Vaksin cacar air milik Merck&Co, Inc. (Merck) adalah contoh utamanya. Vaksin campak, vaksin gondok dan Rubella juga mengandung neurotoksin berbahaya ini.
Sejak diperkenalkan oleh industri makanan lima puluh tahun lalu, MSG ditambahkan dalam jumlah semakin banyak pada makanan kemasan, sup, makanan ringan dan makanan siap saji. Anda mengira bahwa ‘makanan sehat’ Anda tidak mengandung MSG? Coba pikirkan lagi. Mulailah membaca label makanan yang Anda beli untuk melihat apakah makanan tersebut mengandung zat samaran MSG. Jika Anda menemukan salah satu istilah di atas, berarti zat tersebut adalah salah satu zat derivatif MSG.
Dikutip sesuai aslinya dari buku *The Brain Wash: Detoksifikasi Otak* oleh Michelle Schoffro Cook, halaman 82-84 (terjemahan, diterbitkan oleh Akademia, Permata Puri Madia Jl. Topaz Raya Blok C2 No. 16, Kembangan, Jakarta Barat 11610, akademiapenerbit@gmail.com, akademiapenerbit.blogspot.com)
0 komentar:
Post a Comment