Militer Turki VS Militer Rusia
Hafidin Achmad Luthfie
Turki adalah kekuatan ekonomi terbesar ketiga di Uni Eropa setelah Jerman dan Inggris. Tahun 2023 Turki bertekad menggeser posisi Jerman. Bila berhasil menggantikan posisi Jerman maka Turki menempati urutan nomor tiga kekuatan ekonomi dunia setelah China dan Amerika.
Erdoghan dan AKP telah berhasil mentranformasikan Turki menjadi negara maju, modern, dan makmur. Sebuah prestasi dan keberhasilan (injaazaat) yang tidak bisa dilakukan kaum sekular dan kiri selama setengah abad mereka menguasai Turki.
Tentu saja negara dengan kekuatan ekonomi sebesar Turki akan mampu membangun kekuatan militer yang besar dan memberikan deterrent effect.
Posisi militer Turki di tingkat dunia sekarang cukup terhormat dan berwibawa. Turki menempati urutan keenam dunia. Di dalam NATO militer Turki adalah terbesar kedua setelah Amerika. Angkatan Laut Turki di kawasan laut tengah juga termasuk terbesar dan sejajar dengan Perancis. Tahun 2023 Turki bertekad menjadi kekuatan militer khilafah class yang sejajar dengan Amerika, Rusia, dan China.
Industri militer dan pertahanan Turki sekarang bekerja keras untuk bisa memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan. Dan tahun 2023 dijadikan sebagai tonggak pencapaian. Genap satu abad di tahun keruntuhan Khilafah Ottoman, Turki dengan kekuatan ekonomi dan militer khilafah class akan memproklamirkan kembali Khilafah Islamiyyah. Saat itu rakyat Turki bukan lagi delapan puluh juta tetapi satu setengah miliar umat manusia.
Memang Rusia sekarang adalah kekuatan militer ketiga dunia setelah Amerika dan China. Meskipun Turki menempati peringkat enam militer dunia tak berarti Rusia yang punya peringkat tiga militer dunia bisa mengalahkannya dengan mudah. Di medan perang segalanya bisa terjadi. Kekuatan militer yang lebih lemah bisa mengalahkan kekuatan militer yang lebih besar. Karena kemenangan tidak ditentukan oleh kehebatan senjata saja. Tetapi oleh banyak faktor. Dan sejarah sudah banyak memberikan bukti.
Rusia sudah mengirimkan sejumlah arsenalnya ke Syria. Dan ribuan pasukannya juga didatangkan kesana. Turki pun tak tinggal diam. Sejumlah arsenal militernya sudah digerakkan menuju utara yang berbatasan dengan Syria. Kita lihat saja apakah akan terjadi perang besar di Syria antara Turki dan Rusia? Wallaahu A'lam. Yang jelas dengan Turki masuk langsung di medan perang Syria maka akan memberi keuntungan besar bagi Juyusy Islamiyyah yang sudah lebih dulu melakukan jihad dan qital di sana.
Dahulu kaum Seljuk (salajiqah) dan kaum Ottoman (Utsmaniyyah) membangun kekuasaan dan imperium dengan lebih dahulu menguasai Syam kemudian ke Iraq dan Mesir. Apakah kaum Erdoghaniyyah juga akan melakukan hal yang sama? Wallaahu A'lam.
Semoga di penghujung satu abad sejak runtuhnya Khilafah Islamiyyah Allah swt membangkitkan dari kalangan umat Nabi Muhammad saw orang yang akan memperbaharui bangunan politik umat Islam dalam tingkat dunia.
0 komentar:
Post a Comment