Apa yang terjadi di Suriah saat ini benar-benar tragedi kemanusiaan yang luar biasa. Salah satu tragedi terbesar di abad modern ini. Konflik sectarian antara Sunni dan Syiah ini telah menewaskan 100.000 jiwa lebih, sebagian besar adalah rakyat sipil dari kalangan Sunni. Penyeru-penyeru Syiah di Indonesia menyuarakan ini adalah konflik politik, mungkin mereka takut ajaran ekstrim mereka diketahui masyarakat awam Indonesia. Sebagian yang lain membumbuinya sebagai adu domba Amerika dan kaum Yahudi, padahal konflik Sunni dan Syiah telah lahir jauh sebelum negara Amerika lahir. Kalaupun diadu domba Amerika itu hanya factor tambahan bukan pemicu konflik sectarian ini.
Isu ini jarang sekali terekspos di media, sehingga setiap orang yang membicarakan konflik Sunni dan Syiah di Suriah, maka siap-siap dia akan dituduh antek-antek Yahudi, iluminati, dan lain-lain. Ya, sejauh ini tudingan sebagai antek-antek Yahudi adalah cara paling mudah untuk menjatuhkan seseorang karena tanpa proses ilmiah, tinggal tembak “Kamu antek-antek Yahudi!!” Selesai, dialog pun ditutup.
Berikut ini kami sampaikan kisah pembantaian militer Suriah terhadap rakyat Sunni di Baniyas, Suriah, yang menewaskan setidaknya 1500 orang HANYA DALAM SATU MALAM. Mudah-mudahan masyarakat awam segera sadar dan melek, bahwa Syiah adalah ancaman persatuan umat. Minimal membangunkan jiwa kritis yang sudah lama tertidur, sehingga mereka segera mencari tahu apa itu Syiah.
Ini adalah teks wawancara dengan Abu Mohammad saksi mata yang selamat dari pembantaian Baniyas yang menceritakan kepada Al-Arabiyah TV apa yang dia lihat di Ras-Elnabe’ di Baniyas:
Abu Mohammad: Awalnya mereka (militer Suriah) mengizinkan orang untuk berlalu lalang seperti biasanya dan kami pun tidak merasa curiga kalau mereka mempunyai rencana sebelumnya. Itu adalah pada Rabu, orang-orang keluar-masuk dari desa dengan bahagia. Ada pos-pos pemeriksaan tetapi mereka tidak menghentikan orang-orang yang datang dan keluar. Kemudian pada penghujung hari Rabu, mereka menutup akses jalan dan jalan raya. Tidak ada roti. Sepeda motor tidak diperbolehkan untuk masuk atau keluar. Saat ini orang-orang mulai merasa takut bahwa ada sesuatu yang akan terjadi.
Semua masyarakat pergi pada hari Kamis menuju jembatan di dekat pos pemeriksaan untuk melarikan diri. Jumlah mereka sekitar 600-500 terdiri dari perempuan dan laki-laki. Tentara di pos pemeriksaan mulai berteriak pada mereka dan menyuruh mereka semua berbaring di atas tanah. Lalu tentara mengatakan “Kalian hewan!! berdiri dan pulang ke rumah kalian!!”
Di malam hari setelah matahari terbenam, mereka mulai melakukan penembakan di al-Bayda dan Ras Elreefi. Orang-orang ketakutan dan mencoba untuk melarikan diri ke atas atau bawah. Beberapa orang ingin tidur di luar.
Kemudian pada hari Jumat, orang-orang ingin pergi keluar dan para tentara tidak mengizinkan mereka. Ada jam malam, tidak ada yang diizinkan untuk bergerak. Orang-orang tidak diperbolehkan keluar bahkan mendekati pos pemeriksaan. Ketika orang mendekati itu, setidaknya 300 peluru ditembakkan ke langit. Tentara mendorong orang-orang menjauh dari pos pemeriksaan untuk mencegah mereka melarikan diri. Orang-orang kemudian tetap di dalam rumah mereka sendiri. Antara jam 3 dan 03:30, mereka mulai menembak di Baniyas terutama pada Ras-Elnabe’ menggunakan tembakan mortir dan artileri. Penembakan itu berasal dari dekat jembatan Ooze, dan Alqossor dan dari bawah jembatan Ras-Elnabe’ dan dari semua pos pemeriksaan.
Penduduk adalah orang-orang yang hidup dalam damai sebelumnya, kami tak punya apa-apa di desa dan tidak ada pemberontak bersenjata. Kami kemudian melihat tentara turun dari jembatan Ooze mendekati desa dan tentara menghadang dengan menembaki desa dengan artileri. Mereka tiba di rumah pertama dan mereka memaksa semua orang keluar lalu menyuruh mereka menghadap ke arah dinding dan menembak mereka semua. Kemudian di rumah kedua, mereka membunuh sekitar 4 atau 5. Pada saat itu saya menempatkan beberapa keluarga saya di luar dan saya datang kembali untuk mengambil sisa dari mereka untuk membawa mereka. Ketika saya kembali, saya dipaksa untuk masuk di ruang bawah tanah kecil. Saya terjebak di dalam jadi saya katakan saya tidak lebih baik daripada yang lain.
Mereka mengambil semua keluarga saya di luar demikian juga dengan keluarga lain. Mereka disuruh menghadapkan wajah mereka ke dinding. Jumlah anggota keluarga saya sekitar 35 orang, ini hanya dari keluarga saya, dan ada keluarga lain juga. Tentara meminta mereka untuk menghadapkan wajah mereka ke dinding dan termasuk anak-anak. Yang termuda di antara mereka adalah 15 hari. 8 anak di antara mereka yang berusia antara 15 hari, satu tahun setengah, dua tahun, dan tiga tahun. Kemudian, salah satu dari orang-orang militer mengatakan dengan jelas “Bunuh mereka semua!! Jangan memiliki belas kasihan pada siapa pun!! Bunuh mereka semua jangan memiliki belas kasihan pada siapa pun!!” Saya saat itu di ruang bawah tanah dan mendengar semuanya.
Presenter: Ada sebuah sumber yang mengatakan bahwa pembunuh berbicara dengan bukan aksen Suriah. Melalui apa yang Anda lihat, apakah Anda memperhatikan ini?
Abu Mohammad: Ya, wahai saudariku (anchor pen.), ada kata-kata yang saya tidak mengerti. Saya orang Suriah dari Baniyas dari Ras-elnabe’. Ada kata-kata yang saya tidak bisa mengerti. Beberapa dari mereka mengenakan seragam marinir, yang lain memakai pakaian sipil dan sepatu putih. Jumlah mereka sekitar 150 orang. Setelah mereka membunuh anak-anak, mereka menumpuk mereka satu sama lain. Dan salah satu dari mereka mengatakan melihat yang ada satu yang masih hidup, tanpa basa-basi mereka menembak kepala bayi itu. Tentara ini meneliti mereka satu per satu dan menembak mereka. Jika Anda telah melihat foto-foto, ada dua anak-anak setelah mereka bunuh, mereka bakar tangan dan kaki anak tersebut.
Ada keluarga Rajab, mereka membunuh 16 dari keluarga Rajaba dan juga keluarga Sabag, keluarga al-Aleene, keluarga Turuk, keluarga Dahbaj, dan keluarga Jalul. Di keluarga Jalul, mereka membunuh Abu-Alabed, dua anaknya, 6 perempuan, orang tuanya, dan kedua saudaranya. Dan ayah dari Abu-Alabed dibunuh juga, ayahnya ini menggunakan kursi karena ia lumpuh. Dan mereka juga membunuh keluarga Lahoof dan Qasem.
Presenter: Anda menyebut seluruh keluarga yang dibunuh, berapa jam pembunuhan berlangsung?
Abu Mohammad: Mereka masuk pukul 3:30 dan mereka mulai menembaki, itu sekitar 20 sampai 30 tembakan dalam satu menit. Rumah-rumah hancur dan kemudian mereka masuk membunuh semua orang yang hidup. Yang saya ceritakan ini baru satu jalan, belum termasuk jalan lain, jumlah korban tewas melebihi 1500. 1000 lebih yang tewas hanya di Ras-elnabe’. Mereka membawa sebuah truk (freezer) dan mereka mulai menempatkan mayat di dalam. Mereka mengambil lebih dari 200 korban, lebih dari 200 korban.
Presenter: Anda tetap di ruang bawah tanah, berapa jam?
Abu Mohammad: Aku tetap di dalam selama satu jam setengah dan aku tidak bisa bernafas karena mereka sangat dekat aku tidak bisa bergerak atau pergi keluar. Selama satu jam setengah mereka tetap berdiri di depan rumah kerabat saya. Setelah mereka memalingkan wajah keluarga saya ke dinding dan menembak mereka semua, mereka pergi untuk melanjutkan pembunuhan di rumah-rumah lainnya. Mereka menyerbu keluarga lain, berikutnya dan berikutnya.
Saat saya merasa bahwa tidak ada seorang pun di luar saya pun keluar. Ketika saya pergi ke luar aku melihat seorang gadis kecil merangkak dan mengangkat tangannya. Dia ditembak dua kali di tangannya. Ketika aku melihatnya, aku merasa pusing dan kehilangan kesadaran. Seorang tetangga datang ketika dia melihat saya seperti ini. ia membangunkan saya dan kami mengambil gadis kecil itu. Ada juga satu orang dari keluarganya masih hidup. Pria ini mengatakan bahwa ketika gadis kecil itu pertama kali mengangkat kepalanya, pria itu mengatakan “Tiarap! Tiarap! Jika tidak mereka akan datang kembali dan menembak kita.” katanya. Dia membiarkan gadis itu tiarap lagi. Ketika mereka melihat kami mendekati orang yang tersisa, mereka pun merasa aman dan kami membawa mereka pergi.
Saya memberitahu Anda tentang apa yang saya lihat di mata saya sendiri. Saya pergi untuk memeriksa apa yang terjadi pada tetangga, saya tidak bisa menemukan siapa pun. Lebih dari 1000 tewas di daerah ini.
Presenter: Jadi mereka tidak peduli pada anak-anak, perempuan, dan orang tua?
Abu Mohammad: Anak-anak berumur 15 hari saja tewas.
Presenter: Orang juga mengatakan senjata putih telah digunakan, apakah Anda melihat orang-orang yang terbunuh oleh senjata putih?
Abu Mohammad: Beberapa orang terbunuh oleh senjata putih dan pisau, lain dipukul dengan batu sampai kepala mereka terbelah. Mereka tidak menyisakan anak-anak atau orang tua. Dan pembunuh terdiri lebih dari satu sekte. Ada Alawit dan Syiah dari Iran. Ada aksen yang saya belum pernah dengar. Saya orang Arab dan Suriah (Iran berbicara dengan bahasa Parsi).
Saya belum pernah mendengar aksen tersebut. Dan ada juga keluarga Dandesh, mereka semua terbakar di dalam rumah mereka. Tiga rumah yang dekat satu sama lain, tentara itu membakar mereka di dalam rumah mereka.
Semoga para syuhada (insha Allah) bisa beristirahat dengan tenang, Allah hapuskan dosa-dosanya dan menempatkan mereka di syurga firdaus. Allahumma Aamiin. Mohon jangan lupakan mereka dalam doa anda.
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment