Fahira Idris akan ‘Satroni’ Kantor Pusat KFC Terkait Atribut Natal


TIDAK diindahkannya seruan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Menteri Agama agar karyawan Muslim tidak dipaksa atau diharuskan mengenakan atribut natal, membuat anggota DPD RI Fahira Idris geram. Menurutnya tindakan perusahaan yang mengharuskan karyawannya mengenakan atribut natal adalah bentuk intoleransi.

Selain menyurati Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) yang menyerukan agar para pengusaha tidak memaksa karyawannya mengenakan atribut natal, Fahira juga mengaku telah mengirimkan surat yang sama ke kantor pusat restoran cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC) setelah mendapat link berita Islampos.com bahwa restoran cepat saji itu mengharuskan karyawannya mengenakan atribut natal.

“Setelah dapat informasi dari Islampos, saya langsung mengirimkan surat ke kantor pusat KFC di Tebet terkait masalah atribut natal ini,” ujar Fahira

Menurut anak dari tokoh senior Golkar ini, sudah saatnya pemaksaan-pemaksaan terkait aqidah itu tidak terulang lagi.

“Saya insya Allah hari senin depan akan datangi langsung kantor pusat KFC di Tebet untuk menanyakan persoalan ini ke pihak manajemen mereka, saya harap teman-teman (wartawan, red) bisa ikut serta menemani saya,” ujar Fahira ketika ditanya Islampos.com terkait langkah apa yang akan dilakukannya setelah surat himbauannya tidak digubris pihak KFC.

Sebelumnya dalam pantauan di KFC Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, banyak karyawan muslim yang memakai atribut natal seperti tanduk rusa dan topi santa.

Asisten Manager KFC Kota Kasablanka, Mindar Usman, menerangkan, aturan pemakaian atribut natal bagi karyawan, termasuk karyawan muslim, berasal dari KFC pusat.

“Kami hanya menjalankan instruksi atasan,” katanya kepada Islampos.com, Selasa (16/12). [fq/islampos] DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment