5 Hari Tertimbun Longsor, Jasad Tetap Utuh dan Wangi


Peristiwa longsor di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menyisakan pilu yang mendalam. Puluhan jenazah ditemukan dengan kondisi yang beragam. Segera setelah evakuasi, jenazah dikuburkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Aliyan, Karangkobar.

Ada kejadian menarik saat pemakaman dilakukan. Kejadian itu dialami Iwan Suwandi (45 tahun), warga Dusun Aliyan, Desa Ambal.

Sebagai koordinator pemakaman korban longsor, Iwan mengetahui detail satu demi satu jenazah yang dikuburkan sejak empat hari lalu. Mulai dari jenazah tanpa kepala, kehilangan kaki dan tangan, hingga bau menyengat jenazah saat dimasukkan ke liang lahat.

“Sudah 25 jenazah sudah dikuburkan di sini. Ada 22 warga Jumblung, sementara dua orang belum diketahui identitasnya,” ungkap Iwan, sembari meletakkan cangkul usai menggali liang besar untuk penguburan dua jenazah, Selasa, 16 Desember 2014.

Dari puluhan korban yang telah dikuburkan, ada dua pemakaman jenazah yang sampai sekarang menjadi tanda tanya dan misteri baginya. Keanehan itu terjadi tatkala Iwan menguburkan jenazah bernama Burham (50 tahun) dan Ahmad Fauzi (30 tahun) pada Senin, 14 Desember 2014.

Jenazah yang ditemukan pada evakuasi hari ketiga itu, kata Iwan, mengeluarkan bau yang berbeda dibanding jenazah lain. Meski kondisi tubuhnya telah hancur tertimpa timbunan tanah sejak Jumat pekan lalu.

“Dikuburkan di liang bersebelahan, tapi baunya sama, bukan bau obat tapi wangi menyengat seperti bunga,” kata Iwan sambil menunjuk dua gundukan tanah yang merupakan makam kedua korban.

Jasad Utuh

Satu lagi korban yang memiliki keanehan saat hendak dikuburkan. Jenazah itu bernama Klimah dan Diana. Mereka adalah ibu dan anak yang ditemukan lima hari setelah longsor.

Jasad keduanya masih sangat utuh dan bersih. Bau wewangian khas bunga melati semerbak saat pemakaman ibu dan anak itu.

“Itu dikuburkan kemarin sore. Saya heran sekali, jasadnya nggak bau, badan utuh, tidak ada bercak darah, padahal tertimpa reruntuhan,” ujar Iwan, sesekali mengucapkan kalimat istighfar.

Karena melihat keistimewaan jenazah keduanya, Iwan sengaja meminta agar kedua korban dikuburkan dalam satu liang lahat.

“Ini adalah keajaiban Tuhan. Padahal yang lain kondisi tubuhnya banyak yang tidak utuh dan menyengat. Tapi penguburan ibu anak ini, saya bahkan tak pakai masker,” kata Iwan.

Menurutnya, dalam satu lubang makam, biasanya ditempatkan dua atau maksimal empat jenazah. Kemudian makam itu akan ditandai dengan nisan sederhana dari kayu balok bertulis nama-nama jenazah.

Iwan adalah satu-satunya penggali kubur warga asli Aliyan. Rumahnya berada seratus meter dari pemakaman umum tersebut. Kisah misteri yang dialami Iwan bahkan tidak akan terlupa seumur hidup.

“Kita yang masih hidup, semoga bisa ambil hikmah atas tanda kekuasaan Tuhan ini,” ujar Iwan. DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment