Unta Makturah dan Barisan Dakwah

Unta Makturah dan Barisan Dakwah 

Unta, binatang yang hidup di padang pasir ini mampu menampung air untuk 3 hari dan bisa mengeluarkannya jika manusia membutuhkan, ia juga mampu memikul beban, dagingnya bisa dimakan dan kotorannya tidak termasuk najis, Maha besar Allah yang telah menciptaka Unta dengan berbagai manfaatnya untuk manusia, tapi tidak semua unta dapat memikul beban sebagaimana mestinya seekor unta, ada yang sangat pemalas, kerjaannya hanya tidur- tiduran saja tidak mau memikul beban, dialah yang dinamakan unta syaibah.

Sedangkan unta yang dapat memikul beban adalah unta makturah, dialah pemimpin diantara para unta, digunakan manusia untuk membawa perniagaan atau untuk keperluan peperangan. Kedua unta ini sudah terlihat sejak masa kanak- kanak, begitu lahir sang induk sudah tahu mana anaknya yang syaibah dan  mana yang makturah, biasanya mereka membiarkan begitu saja unta- unta syaibah untuk mencari makan sendiri, sedangkan unta makturah mereka susui dan sangat di jaga, induk- induk itu hanya fokus kepada makturah karena kelak dialah yang akan menjadi pemimpin dan bermanfaat untuk manusia.

Dalam kafilah dagang, unta- unta makturah ini tidak dilepas satu- satu melainkan di ikat dalam barisan satu sama lainya, dalam perjalanan itu mereka dipaksa untuk terus berjalan mengikuti yang paling depan, walaupun lelah, sakit, kudisan, ada yang kesandung keseleo tapi mereka terus berjalan sampai ke tujuan.
Begitulah dakwah seharusnya, apakah kita ingin menjadi seperti unta syaibah atau makturah itu adalah pilihan, bukan takdir hidup, unta hanya sebagai pelajaran buat manusia, karena rasa malas manusia dialah yang menimbulkannya sendiri bukan dari Allah.

Dalam berdakwah kita juga bisa mengambil pelajaran dari unta makturah bagaimana mereka dipaksa berjalan walau sakit, letih dan terus berjalan mengikuti pemimpinnya yang di depan, dalam dakwah pasti ada beberapa yang mungkin pernah sakit hati, dengki kepada teman seperjuangannya karena ada yang sukses ada yang biasa saja dan ada yang sering gagal, ada yang pernah terpeleset jatuh ke lubang maksiat, ada yang setengah hati karena tak suka dengan keputusan sang pemimpin, tapi dakwah harus tetap berjalan.

 Inilah fungsinya tali, kenapa unta makturah diikat satu sama lainya, agar saling menolong dan sampai di tempat tujuan bersama- sama, bagaimana jika mereka melepaskan tali ikatnya, lalu memisahkan diri, ia akan tertinggal di belakang, mungkin akan dimakan binatang buas dan tidak akan sampai ke tempat tujuan.

Tali bisa di artikan sebagai kepercayaan, ikatan aqidah dan ukhuwah. Walaupun terseok- seok kita harus tetap bergabung dalam barisan jamaah, tidak lantas keluar karena kecewa dan berjalan sendirian, bagimana jika kita lelah, apa masih kuat dalam dakwah atau malah futur? Siapa yang bisa menggantikan kita? Bagaimana dengan mereka yang kita tinggal karena kelelahan? Jika tetap bersama jamaah maka kelelahan kita akan di tambal oleh saudara yang lain, dan dakwah menjadi tidak terhambat, kefuturan juga akan semakin mengecil presentasinya karena  nasehat dari teman- teman seperjuangan yang terus memotivasi.
Ikatan tali ini bisa diartikan sebagai jamaah yang punya konsekuensi dan tujuan yang benar, bukan sekedar berkumpul menuangkan pikiran masing- masing lalu berjalan sendiri- sendiri mengikuti langkah kaki.[UGT]
Oleh: Iqtina Khansa
Red: Faiq

Sumber
DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About MUSLIMINA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment