Oleh : Anshari Taslim
Dalam kondisi ummat yg sedemikian terpuruk, Islam ditekan di mana-mana, tangan-tangan imperialis berkeliaran dgn para agennya di dalam negeri kaum muslimin, maka ketika ada seorang pemimpin muslim yg berusaha keluar dari itu meski terseok-seok sudah kewajiban kita untuk mengapresiasi.
Munculnya Erdogan di Turki, Mursi di Mesir, Sulthan Hasanal Bolkiah di Brunei, Raja Salman di Arab Saudi, adalah pelipur lara bagi ummat. Meski belum sempurna tapi mereka telah mampu berbuat banyak sesuai yg Allah berikan kepada mereka. Tiadkkah kita mensyukuri itu??
Turki misalnya, negara dimana sekuler sudah mengakar kuat, militernya adalah benteng sekularisme, di masa berkuasanya At-Taturk Islam benar-benar dihapus dari akar, bahkan konon azanpun harus pakai bahasa Turki.
Kini, keadaan itu pelan tapi pasti telah berubah ke arah kebaikan. Oleh tangan seorang Erdogan, keterpurukan Turki dari segi ekonomi, politik maupun keagamaan mulai bangkit. Islam yg tadinya hanyalah nama sebuah agama mulai terpraktekkan secara nyata. Jilbab sudah dibolehkan di instansi-instansi pemerintah. Tapi ingat, militer sekuler tetaplah menunggu waktu untuk menjatuhkan Erdogan dibantu kalangan komunis dan nasionalis yg selalu menyusun kekuatan guna mendongkel AKP dari kekuasaan.
Dalam hal pembelaan kepada dunia Islam, Erdogan juga telah menunjukkan sikap yg lebih maju, Turki menampung dan memuliakan ratusan ribu pengungsi Suriah dan menghidupi mereka, membantu para mujahidin dgn persenjataan dan perbekalan, tentu itu semua akan menjadi api dalam sekam dalam pemerintahan Turki sendiri karena dipastikan akan ada pihak oposisi yg akan menentang.
Inilah runutan (kronologi) yg harus kita pahami, sehingga kita akan lebih dapat bersikap bijak dan manusiawi terhadap saudara sesama muslim yg telah berusaha mengembalikan Islam dan membela muslimin semampunya.
Bukan seperti kader HT dari Yaman yg dengan mulut kotornya mengatakan Erdogan adalah musuh Islam paling bandel (Aduwwun ladud lil Islam), semoga Allah membungkam mulutnya kalau tidak bertobat dan meminta maaf.
0 komentar:
Post a Comment