Ahok Menuju ANgka Elektabilitas 15 Persen


Oleh :
MUCHTAR EFFENDI HARAHAP

Melihat peluang Ahok layaknya melihat ruang kegelapan yakni kecenderungan menurunnya elektabilitas Ahok dari bulan ke bulan. Hasil survei berbagai lembaga, rata2 menurun 5 persen per bulan. Maknanya, kian hari pendukung Ahok berkurang, tidak tambah. Kalau LSI terakhir bilang 24 persen, bermakna tinggal 9 persen lagi umat Islam dukung Ahok. Kami prediksi, bulan Januari sudah dibawah 20 persen, ya paling 2 atau tiga persen umat Islam dukung Ahok. Jadi,secara historis dan empiris tidak ada data, fakta dan angka suara Ahok nambah bahkan sekalipun secara resmi telah didukung 4 parpol. Mengapa? Karena Ahok bersaing bukan dgn Pasangan pesaing Agus atau Anies, atau parpol2 pendukung Agus atau Anies. Sejak awal 2015 lalu Ahok dikritisi dan dikecam rakyat DKI. Sbg contoh kelompok Kobar, kelompok2 Islam politik, Forum RT/RW, AMJU, AMJAS, AMJTIM, AKBAR, WAG PN1, RAR dll. dgn sabar terus mengkritisi dan beroposisi baik via tulisan, lisan dan opini publik maupun aksi demo.

Dinamika perebutan kekuasaan Pilkada DKI kali ini sangat berbeda dgn pilkada umumnya di Indonesia. Pasangan Cagub dilawan dan diusir oleh rakyat, bukan kelompok pendukung atau tim relawan pasangan pesaing. Belakangan ini sejak kasus Ahok nista Islam, semakin intens rakyat tolak kehadiran Ahok di kelurahan baik kuantitatif maupun kualitatif. Bahkan, Djarot kader PDIP sbg wakil Ahok terkena pengusiran oleh rakyat DKI meski bukan pelaku nista Islam. Peta politik pilkada dki jadi unik, Ahok bersaing dgn rakyat.

Lalu, apa peran pasangan pesaing Ahok? Seberapa besar pengaruh pesaing Ahok thdp merosotnya elektabilitas Ahok? Pertanyaan2 ini sungguh tak perlu dicari jawab kecuali utk kepentingan akademis. Yg penting Ahok gagal dan kalau bisa dipenjarakan krn korupsi nya yg begitu dahsyat merugikan negara dan abuse of power beliau selama jadi Gubernur.

Pertanyaan lanjut dan strategis perlu dijawab: utk terus mendowngrade atau menurunkan angka elektabilitas Ahok hingga 15 persen, bentuk kegiatan apa yg bisa dan layak dilakukan? Angka elektabilitas 15 persen sesuai angka basis sosiologisnya, yakni 15 persen non muslim ? Bagaimanapun, sangat mungkin, Ahok menuju angka elektabilitas 15 persen.

Ada satu soal mungkin muncul dalam pikiran Andai Ahok tetap didorong maju, brrarti akan digunakan segala cara utk menang? Artinya. Mereka masih meyakini ada ‘cara’ untuk menang.

Kesulitan mereka gunakan segala cara adalah mereka bukan berhadapan dgn parpol2 pesaing yg tak berdaya, tetapi SBY group. Ahok group akan gunakan segala cara tentu mendapatkan perlawanan dari SBY group yang justru lebih punya pengalaman atau unjuk kerja dlm memenangkan pertarungan perolehan suara dua kali bahkan level nasional.

Jika Ahok group lakukan kecurangan di tingkat KPUD, tentu ada cara untuk atasi sepanjang SBY mau gunakan metode iptek. Salah satu cara gunakan metode iptek berbasis aplikasi perangkat lunak komputer dgn menempatkan satu atau dua orang personil pencatat hasil perhitungan di setiap TPS, kemudian langsung kirim data ke pusat pemantauan atau pengendalian di satu lembaga, kemudian langsung dipublikasi lebih cepat ketimbang metode quikcount. Sehinga lembaga survey yg gunakan quikcount curang dukung Ahok, tidak effektif krn didahului oleh metode iptek dimaksud. Memang biaya dibutuhkan sekitar 30 miliyar rp krn metode pengumpulan data berbasis sensus, bukan sampling. Artinya, di semua TPS dimobilisir personil pemantau.

Adakah tepat pernyataan Ahok, lebih baik masuk penjara ketimbang mundur sebagai Cagub. Krn memang, Ahok masuk penjara punya alasan berbohong, ngak bisa lanjut jadi Gubernur DKI akibat dipenjarakan…. DVD MURATTAL
Share on Google Plus

About Muslimina

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment