Dari Tokoh Ulama sampai Anggota DPR Sepakat Ahok Menista Agama, Cuma Pak Paloh yang Bilang Enggak
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dikecam berbagai kalangan dan dilaporkan ke polisi, menyusul pernyatannya yang mengutip surat Al-Maidah dalam pertemuan dengan warga di Kepulauan Seribu. Pernyataan Ahok itu dinilai penistaan terhadap agama Islam, mengabaikan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Namun ada juga yang menyebut, mantan Bupati Belitung itu tidak melakukan penistaan agama.
Berikut pendapat sejumlah tokoh yang disampaikan di media massa dalam beberapa terakhir ini:
Aa Gym, ulama
Umat Islam Terluka
Kemarin terjadi kehebohan dengan viral tersebarnya pidato saudara Ahok di Kepulauan Seribu sehingga banyak umat Islam yang terluka. Dalam video tersebut Aa Gym menuturkan Ahok yang terlahir sebagai Etnis Tionghoa bukan pilihannya namun hal tersebut adalah takdir yang menciptakannya. Sehingga bukan wilayah kita untuk mengomentari etnis.
Saudara Ahok beragama non Islam itu adalah pilihan dan setiap orang berhak menentukan apa yang akan dipertanggungjawabannya dunia akhirat bagi kita umat Islam tidak ada masalah, lakum dinukum waliyadin. Namun, Ahok yang menyebutkan surat Al Maidah pada sebuah acara yang digelar di Kepulauan Seribu tidaklah tepat.
Prof. DR. KH. Ahmad Zahro, MA, Ketum IPIM
Merendahkan Al Quran
Setelah menyaksikan video dan membaca transkrip narasi pidato Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Kepulauan Seribu, ungkapan Gubernur DKI Jaya tersebut jelas nyata, merendahkan kitab suci Al Quran karena menganggap surat Al Ma'idah ayat 51 adalah kebohongan.
Pernyataan Gubernur DKI Jaya tersebut jelas bernuansa SARA dan tergolong penistaan terhadap agama Islam. Demi ketenteraman umat Islam, demi kerukunan antar umat beragama, dan demi tetap terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa, IPIM mengharap agar Kepolisian Negara RI bertindak cepat sesuai undang-undang yang berlaku, agar tidak terjadi hal-hal yang amat tidak kita inginkan.
Khatibul Umam Wiranu, Anggota DPR
Mendiskreditkan Umat Islam
Pernyataan Gubernur DKI Jakarta telah melukai hati warga DKI Jakarta yang mayoritas beragama Islam. Pasalnya, Ahok secara langsung menempatkan ayat tersebut yang bermakna larangan untuk memilih “Pemimpin Non-Muslim” sebagai objek pembohongan. Ungkapan “Dibohongi Pakai Surah Al-Maidah 51” sama saja menyinggung dan mendeskreditkan umat Islam yang meyakini kebenaran ajaran agamanya.
Sebagai Gubernur yang juga Pemimpin Warga DKI Jakarta, sudah selayaknya Ahok tidak menempatkan pihak lain yang berseberangan, apalagi pemeluk agama yang berbeda dengan keyakinannya sebagai lawan.
Ahok harus secara dewasa menyampaikan pernyataan maaf atas pernyataan tersebut kepada seluruh warga DKI Jakarta, baik beragama Islam maupun masyarakat selain beragama Islam.
Anies Baswedan, Mantan menteri
Sangat Tidak Tepat
Pernyataan Gubernur DKI Jakarta dalam sebuah acara resmi pemerintah daerah dengan merujuk pada ayat suci Al Quran sangatlah tidak perlu, tidak relevan dan tidak tepat. Karena itu jangan justru menyalahkan orang banyak yang merasa tersinggung, namun introspeksi diri adalah langkah yang lebih bijak dan dewasa.
Menjaga tenun kebhinnekaan jadi berat, sulit dan rumit jika ada pihak yang terus-menerus mengancam dengan pernyataan-pernyataan tak sensitif dan tak menghormati. Ikhtiar banyak orang yg berusaha merawat kedamaian itu jadi dicederai oleh ucapan tak sensitif dan tindakan tak patut.
Surya Paloh, Ketua Umum NasDem
Tidak Lecehkan Agama
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak melecehkan agama. Ahok ini tidak ada maksudnya tidak melecehkan agama. Justru Ahok berusaha belajar kemudian mengutip sedikit untuk mengajak umat muslim menjaga toleransi dan solidaritas. Partai NasDem akan memanggil dan "menendang" Ahok jika melecehkan atau menistakan agama. [hanter]
0 komentar:
Post a Comment